EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar menyampaikan, pemerintah akan memberikan keputusan apakah akan memperpanjang hak pengelolaan Blok Corridor kepada Conoco Philips atau menyerahkan kepada PT Pertamina pada bulan ini.
Kontrak Blok Corridor oleh Conoco Philips akan berakhir pada 19 Desember 2023. Conoco Philips sendiri telah mulai mengelola blok tersebut sejak 2002.
"(Kepastian) dalam sebulan ini," kata Archandra di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8).
Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan evaluasi terhadap pengelolaan Blok Corridor. Evaluasi dilakukan baik terkait potensi dan prospek ke depan dari blok ini.
"Targetnya sebulan kita evaluasi," tambah dia.
Baca juga, Blok Gas Terbesar Ketiga Dunia Ini Bakal Dimiliki Pertamina?
Di Blok Corridor, Conoco Philips memiliki hak kelola 54 persen dan menjadi operator. Sedangkan PT Pertamina memiliki hak kelola sebesar 10 persen dan Repsol Energy sebesar 36 persen.
Blok yang memiliki luas wilayah kerja hingga 2.360 kilometer persegi ini juga menjadi incaran Pertamina. Sebab perusahaan plat merah tersebut telah mendapatkan izin untuk mengakses ruang data Blok Corridor dari Kementerian ESDM.
Pada awal bulan ini, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan hingga saat ini Conoco Philips belum mengajukan proposal perpanjangan operasi di Blok Corridor.
Blok dengan produksi gas terbesar nomor tiga di dunia ini, kata Djoko, bisa saja akan diperlakukan seperti halnya Pemerintah memberikan Blok Rokan kepada PT Pertamina (Persero). Hal ini akan dilakukan pemerintah jika tawaran investasi yang diajukan Conoco Philips tidak menarik.
Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), selama Semester I 2018 produksi siap jual (lifting) gas bumi Conoco Philips di Blok Corridor mencapai 841 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari target 810 mmscfd. Namun, hingga akhir tahun produksinya diprediksi hanya mencapai 798 mmscfd.
Ada beberapa lapangan yang beroperasi di blok ini yakni Suban, Sumpal, Dayung, Gelam, Letang, Rawa(Gas), Puyuh, Supat, RebonJaro, Keban, Suban Baru, dan Dangku (minyak). Luas wilayah kerja blok Corridor mencapai 2.360 km persegi.