EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melakukan praktik dan uji manfaat pangan lokal sebagai sumber energi yang bermanfaat untuk stamina tubuh. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, acara ini juga sebagai promosi memperkenalkan dan menyebarluaskan warisan nenek moyang berupa pangan lokal.
“Praktik dan uji manfaat pangan lokal merupakan salah satu upaya mendorong pangan lokal sebagai sumber energi yang bermanfaat bagi stamina. Stamina tubuh wisatawan pendaki Gunung Batur atau naik ratusan tangga ke pura. Badan menjadi enteng dan tidak akan lelah,” kata Suwandi di Pelataran Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Jumat (14/9).
Hal tersebut, ujar Suwandi, sejalan dengan misi Kementan untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada 2045. Untuk itu, Kementan fokus tingkatkan produksi serta mengoptimalkan penggunaan pangan lokal melalui atraksi, promosi dan sosialisasi.
“Pangan lokal Indonesia dipercaya memiliki keunggulan dan manfaat lebih baik dibandingkan pangan impor. Hal ini dikarenakan pangan lokal dibudidayakan dengab benih lokal yang bagus, ditanam di wilayah bentang khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari dan ditanam petani yang beragam antar wilayah dan budaya yang dilakukan secara harmoni,” tuturnya.
Suwandi menambahkan, hasil harmoni antara alam dan manusia ini yang harus terus dijaga dan dilestarikan seperti halnya hasil komoditas pertanian Indonesia yaitu kopi, kedelai, kentang dan lainnya. Dengan konsep harmoni inilah membuat tubuh nyaman dengan mengkonsumsi pangan lokal.
Suwandi menekankan potensi pangan lokal yang luar biasa. Ia berharap peserta sosialisasi menjadi pelatih bagi petani, tour guide dan dapat mensosialisasikan manfaat pangan Indonesia kepada para wisatawan asing yang berkunjung ke Bangli dan Bali.
“Kedepan, Bali akan menjadi tuan rumah festival kopi internasional, karena itu teknik kinesiologi ini dapat menjadi salah satu promosi produk pertanian Indonesia di forum tersebut,” paparnya.
Dr. Hanson, ahli kinesiologi menjelaskan lima teknik untuk meningkatkan kualitas stamina tubuh. Teknik tersebut adalah teknik bernapas seperti bayi, memperbaiki posisi tubuh baik saat berdiri, duduk dan berjalan (tubuh harus tegak), senyum, ikhlas dan bersyukur, bahagia dengan memberi.
Hanson juga mempraktekkan teknik kinesiologi untuk melihat kemampuan tubuh melalui respon otot, diperlihatkan bagaimana tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik bagi tubuh.
“Hal ini dicontohkan peserta diminta menerapkan teknik tadi, dan dilihat bagaimana respon tubuhnya. Uniknya, pada saat melakukan uji kinesiologi menggunakan sumber pangan lokal seperti kopi, kedelai dan lainny,” jelasnya.
Komang Sukarsana, pelaku usaha di Kintamani yang mengikuti praktek kinesionolgi mengatakan praktek menggunakan pangan lokal ini benar-benar hebat dan amgic, ternyata betul pangan lokal berdampak ke tubuh langsung kuat. Bahkan selfie pun terbukti aura wajah menjadi kuat.
“Ini mencium aromanya saja langsung direspon otot tubuh kuat. Apalagi setelah mengonsumsi, otot lebih kuat lagi. Ini pasti akan laris manis diminati wisman yang akan mendaki Gunung Batur dan naik ratusan tangga ke pura,” ungkapnya.