EKBIS.CO, BONTANG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan kontribusi ekspor BUMN mencapai sekitar lima miliar dolar AS pada tahun ini. Kontribusi ekspor BUMN ini antara lain berupa sawit, barang tambang, vaksin, dan gas alam cair (LNG).
"BUMN tidak hanya melakukan subtitusi impor, tapi juga banyak melakukan ekspor," ujarnya di sela-sela peninjauan persiapan ekspor urea PT Pupuk Indonesia , di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (18/9).
Ia mengatakan ekspor urea yang dilakukan induk BUMN pupuk tersebut, hanya satu dari banyak BUMN lainnya yang melakukan ekspor untuk menambah devisa negara. "Ada banyak, misalnya sawit, barang tambang termasuk aluminium, vaksin, dan LNG, serta ada Pindad dan Inka," ujar Rini.
Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, Induk Perusahaan Pertambangan Inalum memproyeksikan ekspor mineral, batu bara, dan produk hilirisasi sebesar 2,51 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,3 triliun pada 2018. Angka tersebut naik 62 persen dibanding realisasi 2017.
Selain itu, pada Januari-Agustus 2018 ekspor produk perkebunan dari Perkebunan Nusantara Grup telah mencapai 137 juta dolar AS dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 267 juta dolar AS. Angka itu tersebut melonjak dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 122 juta dolar AS.
Kemudian pada tahun ini PT Dirgantara Indonesia juga melakukan pengiriman dua pesawat ke Filipina dan tiga ke Vietnam dengan nilai 18,8 juta dolar AS.
Tidak mau ketinggalan BUMN strategis lainnya juga PT Pindad juga telah merealisasikan ekspor sebesar Rp 78 miliar. Tahun lalu BUMN yang memproduksi senjata, amunisi, dan kendaraan tempur itu memberi kontribusi ekspor Rp 633,8 miliar.
Ekspor lainnya yang cukup penting adalah vaksin. ekspor komoditas dari PT Kimia Farma, PT Bio Farma, dan PT Indofarma itu mencapai Rp 412 miliar pada semester pertama tahun 2018 dan sampai akhir tahun diproyeksikan ekspor vaksin mencapai Rp 737 miliar.
Selain itu ada juga ekspor produk perikanan dari PT Perikanan Nusantara yang sudah terealisasi sampai saat ini sebesar 2,15 juta dolar AS dan ditargetkan mencapai 4,49 juta dolar AS sampai akhir tahun 2018. Jumlah itu melonjak dari tahun 2017 yang hanya sebesar 187 ribu dolar AS.
Sementara Grup PT Pupuk Indonesia telah merealisasikan ekspor pupuk urea, NPK, dan amoniak, dengan nilai Rp 4,55 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun 2018 menembus angka Rp 8,31 triliun. "Kami ingin mendorong trade balance kita bisa positif dengan menaikkan (nilai) ekspor melalui proses barang di dalam negeri agar bisa memberi nilai tambah," kata Rini.