EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot di Kota Bekasi memproyeksikan total pembiayaan sampai akhir tahun sebesar Rp 155 miliar. Hal itu berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) pada 2018.
Direktur Utama BPRS Patriot Syahril T Alam menyebutkan, per Agustus 2018, total pembiayaan perusahaan sudah Rp 143 miliar. Diperlukan sekitar Rp 12 miliar lagi untuk mencapai target.
Sementara laba bersih BPRS Patriot sampai Agustus lalu sebesar Rp 4,1 miliar. Diharapkan hingga akhir 2018 bisa menembus Rp 5,5 miliar.
Syahril pun menyatakan, selalu menjaga kualitas pembiayaan. Terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah (Nonperforming Finance/NPF) Patriot terjaga di bawah lima persen.
"NPF gross kami sebesar 2,3 persen. Lalu NPF nett sebesar 0,13 persen," ujar Syahril kepada Republika.co.id, Ahad, (23/9).
Ia menambahkan, sampai akhir tahun NPF ditargetkan di bawah dua persen. Lebih lanjut, kata dia, ada beberapa tantangan yang dihadapi BPRS pada 2018. Pertama, kondisi ekonomi makro yang masih kurang baik. Kedua, terkait suku bunga.
"Ketiga, adanya fintech (financial technology). Keempat, kualitas SDI (Sumber Daya Insani). Lalu kelima, persaingan bisnis perbankan yang semakin tajam, sebab bank-bank besar juga menggarap sektor mikro," kata Syahril.
Tantangan terakhir, ujarnya, mengenai jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang belum optimal. Penyebabnya, teknologi dan jaringan kantor masih terbatas.
Meski begitu, dirinya optimistis tahun depan kinerja BPRS akan tetap berjalan normal sekaligus tumbuh positif. Meski, 2019 merupakan tahun politik.