JAKARTA -- Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) menilai, program pembiayaan perumahan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi tenaga kerja di Indonesia. Himperra pun berharap pemanfaatan dana BPJS TK di sektor properti dapat terus ditingkatkan.
Ketua Umum Himperra Endang Kawidjaja mengatakan, peningkatan partisipasi BPJS TK bisa dilakukan dengan mengurangi bunga yang berlaku pada program kredit rumah nonsubsidi. Dia menjelaskan, dengan mengurangi bunga yang berlaku, para peserta BPJS TK tidak hanya terpaku untuk membeli rumah subsidi pemerintah.
"Dengan suku bunga yang lebih rendah dari yang dipatok saat ini sebesar 7,75 persen maka akses para pekerja untuk mendapatkan rumah murah bisa terlaksana," kata Endang dalam keterangan tertulis, Senin (24/9).
Endang menyarankan bunga diturunkan jadi 6 persen. Jika hal ini dilakukan, dia yakin antusiasime pekerja untuk mengakses program perumahan BPJS TK semakin meningkat.
"Saat ini, sekitar 65 persen yang membeli rumah subsidi pemerintah dengan bunga 5 persen adalah perserta BPJS TK, padahal BPJS TK sudah ada program sendiri," kata Endang.
Endang berharap pemerintah bisa membantu BPJS TK menetapkan bunga mendekati 5 persen atau mentok di 6 persen untuk rumah nonsubsidi BPJS TK.
Sepanjang tahun lalu, BPJS TK telah menyalurkan Rp 4,4 triliun untuk membantu kepemilikan rumah bagi para peserta. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari target sebesar Rp 5 triliun. "Pada tahun lalu target mencatatkan Rp 5 triliun untuk penyerapannya," ujarnya.