Selasa 25 Sep 2018 10:16 WIB

Boeing Garap Pesanan Helikopter Angkatan Udara AS

Kontrak ini untuk menggantikan armada helikopter Huey UH-1N yang berusia 46 tahun.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Boeing
Foto: AP Photo/Mic Smith
Boeing

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) menyepakati kontrak dengan Boeing Co untuk membuat empat helikopter di leg pertama dari total kesepakatan senilai 2,38 miliar dolar AS. Kontrak ini untuk menggantikan armada helikopter Huey UH-1N yang sudah berusia 46 tahun. 

Dilansir Reuters, Selasa (25/9), Angkatan Udara AS akan memesan 84 helikopter mulai 2020 hingga 2032. Adapun, Angkatan Udara AS akan menggunakan helikopter tersebut untuk melindungi gudang senjata nuklir AS. 

Boeing menyatakan, helikopter pesanan Angkatan Udara AS tersebut didasarkan pada pembuat pesawat Italia Leonardo SpA AW139, yang digunakan oleh lebih dari 270 pemerintah, militer, dan perusahaan di seluruh dunia. Helikopter ini akan diproduksi di dua pabrik di luar Philadelphia. 

Helikopter buatan Boeing ini akan ditempatkan di markas Angkatan Udara AS di Wyoming, Montana, dan Dakota Utara. Sekretaris Angkatan Udara AS Heather Wilson mengatakan, persaingan yang kuat telah menurunkan biaya untuk pemesanan helikopter tersebut. Termasuk menghasilkan 1,7 miliar dolar AS dalam bentuk tabungan kepada pembayar pajak.

Kinerja Boeing saat ini mengalami peningkatan. Boeing mencatatkan kenaikan penjualan pesawat pada paruh pertama 2018. Penjualan jet meningkat 7,4 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Perusahaan pembuat pesawat terbesar di dunia ini mencatat 460 pesanan pesawat selama periode ini. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, Airbus, yang hanya mendapat 206 pesanan.

Boeing telah menargetkan pengiriman 810-815 pesawat sepanjang 2018. Jumlah ini lebih tinggi 6,8 persen dibandingkan 2017. Perusahaan yang berbasis di Chicago ini mengatakan peningkatan ini didorong oleh penjualan pesawat best seller jenis 737. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement