EKBIS.CO, ALGIERS -- Indonesia dan Aljazair meningkatkan kerja sama pembangunan infrastruktur. Awal pekan ini, keduanya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) baru dengan penambahan ruang lingkup kerja sama teknik dalam pengembangan rumah tahan gempa.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Indonesia tengah menjajaki potensi keterlibatan BUMN Karya pada proyek infrastruktur lainnya di Aljazair terutama PT Wijaya Karya (WIKA). PT WIKA telah merintis ekspor jasa konstruksi di Aljazair.
"Kebanggaan bagi Kementerian PUPR melihat kiprah PT Wijaya Karya di Aljazair. PT WIKA sebagai rujukan pembangunan infrastruktur di negara ini," katanya.
Untuk teknis pekerjaan dan kualitas pekerjaan PT WIKA tidak perlu diragukan. Ia pun optimistis akan banyak peluang kerja sama saling menguntungkan bagi kedua negara dalam bidang infrastruktur.
Kementerian PUPR selaku pembina jasa konstruksi nasional terus mendorong BUMN, kontraktor maupun operator nasional untuk meningkatkan kualitas. Dengan begitu, mereka memiliki daya saing dalam berkompetisi secara global dan mampu memenuhi standar internasional sehingga akan meningkatkan ekspor jasa konstruksi nasional.
Usai pertemuan di Algiers awal pekan ini, Basuki melakukan kunjungan lapangan ke lokasi proyek PT WIKA, yaitu pembangunan 1.700 unit Logement atau Rumah Susun yang berada di Baraki dan El Harrach, Provinsi Alger. Dalam kunjungan lapangan ini, ia menyampaikan bahwa PT Wijaya Karya telah menunjukkan hasil kerja yang baik, dan mengharapkan kepada seluruh karyawan PT WIKA di lokasi proyek untuk dapat selalu menunjukkan kinerja yang terbaik.
Terdapat empat proyek pembangunan rumah yang tengah dikerjakan oleh PT Wijaya Karya di Aljazair dengan total nilai Rp 2,1 triliun dan melibatkan 480 orang pekerja. Proyek pertama adalah pembangunan 1.700 unit Logement yang terbagi menjadi 70 blok dengan per blok berjumlah 25 unit bangunan terdiri dari limablantai. Proyek bernilai Rp 629 miliar dimulai pada September 2017 dan ditargetkan selesai dalam 24 bulan dimana progresnya telah mencapai 20 persen.
Proyek kedua yakni pembangunan 2.250 Logement di Ain Defla dan Khemis Miliana di Provinsi Ain Defla. Nilai proyek sebesar Rp 851 miliar yang dimulai September 2017 dan waktu penyelesaian 28 bulan. Proyek ketiga, pembangunan 400 Logements di Kourifa dengan nilai Rp 155 miliar yang dimulai sejak Mei 2017 selama 18 bulan. Proyek keempat adalah pembangunan 1.000 Logements di Souidania senilai Rp 390 miliar selama 26 bulan sejak Maret 2017.