EKBIS.CO, SRAGEN -- Lahan tanam padi sawah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, masih berpotensi untuk ditanami padi gogo dan tumpangsari di musim kemarau. Hal tersebut dikatakan Dirjen Hortikultura sekaligus sebagai Penanggung Jawab Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) wilayah Jawa Tengah, Suwandi.
“Ini buktinya kerja keras semua pihak mengejar minggu ini akan tanam hampir 5.200 hektar,” kata Suwandi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sekaligus Penanggungjawab Upsus Sragen, Devi Setiabakti menambahkan, Tim Program Upsus bergerak cepat mencari lahan yang siap ditanami padi pola Tumpang Sari (Turiman) dan Padi Gogo di lahan sawah (gowah).
Kegiatan Turiman dan Gowah luas 5.200 hektar ini merupakan terobosan baru mengejar tanam, yang penting dengan sedikit air saja langsung bisa ditanam.
“Ini dilakukan guna mengatasi stagnasi tanam padi di Sragen di saat tutup tanam,” ujarnya.
Menurut Devi, kegiatan tersebut mendongkrak peningkatan luas tambah tanam (LTT) dengan memanfaatkan lahan pada kondisi kekurangan air dengan benih padi varietas tahan kekeringan. Kabupaten Sragen mendapat alokasi 500 ha Turiman dan 4.700 ha padi gogo sawah.
“Kondisi saat ini di lapangan sebagian besar sudah siap tanam karena sudah turun hujan, benihnya sudah dikirim. Ini para petani kejar tanam sehingga dapat meningkatkan LTT bulan September 2018,” jelas Devi.
Ia berharap dalam lima hari terakhir, pada September ini tercapai pelaksanaan turiman dan padi gogo sawah.Devi optimistis hal itu bisa dicapai karena para petani sudah menyiapkan pupuk organik untuk kegiatan turiman dan padi gogo sawah.
“Para petani di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang, Sragen siap melaksanakan program ini dan meminta dibantu sumur pompa. Petani ini juga bantuan asuransi untuk penanaman di musim kering,” pungkas Devi.