EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah akan mengumumkan perluasan insentif fiskal tax Holiday dalam waktu sepekan mendatang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, insentif tersebut diperlukan untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di saat tingkat suku bunga Bank Indonesia relatif tinggi.
"Kita sedang merumuskan ulang mengenai insentif pajak. Kelihatannya perlu untuk investasi," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (28/9).
Darmin mengatakan, salah satu kebijakan yang akan diambil adalah memperluas jangkauan fasilitas tax holiday. Untuk diketahui, saat ini tax holiday dapat diterima oleh 17 industri pionir dengan minimal investasi sebesar Rp 500 miliar. "Tapi itu perlu waktu, mungkin seminggu atau dua minggu lagi," kata Darmin.
Untuk diketahui, BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 5,75 persen. Hal itu seiring dengan kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve menjadi 2-2,25 persen.
Darmin mengatakan, kondisi tersebut berpotensi mengerek tingkat suku bunga kredit. Hal itu kemudian akan memberikan dampak pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, kata Darmin, pemerintah berupaya memberikan dorongan pada pertumbuhan investasi dengan merumuskan insentif fiskal.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap insentif fiskal untuk mendorong industri pengolahan bisa segera terwujud. Menurut Airlangga, insentif yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian sudah ditunggu oleh investor.
"Tadi yang juga disampaikan oleh Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati) bahwa insentif untuk super deductable tax dan insentif untuk inovasi dan insentif untuk PPnBM otomotif itu sangat ditunggu oleh para investor," kata Airlangga di kantor Kemenkeu, Jakarta pada Senin (24/9).
Airlangga mengatakan, industri manufaktur Indonesia pada kuartal kedua 2018 tumbuh 4,4 persen. Meski begitu, dia menyebut, beberapa sektor mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang dari sektor industri kulit mencapai 27,7 persen (yoy), karet dan plastik mencapai 17,3 persen (yoy), dan makanan mencapai 8,6 persen (yoy). Dia mengatakan, pertumbuhan sektor tersebut didorong oleh investasi yang meningkat.
"Oleh karena itu, kalau sudah akan diberikan oleh Menkeu, kita tunggu suratnya. Dengan demikian kita akan tarik investor, maka saya yakin pertumbuhan bisa tinggi," kata Airlangga.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan siap menggunakan instrumen fiskal untuk bisa mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Terlebih, ujarnya, saat ini pertumbuhan manufaktur kerap berada di bawah level 5 persen. "Pokoknya semua sudah dikasih. Pokoknya instrumen fiskal kita gunakan," kata Sri.
Sri mengatakan, kebijakan fiskal tersebut disiapkan untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki kondisi industri dalam negeri. "Pada akhirnya ada pertumbuhan ekonomi, employment meningkat, kemiskinan turun dan pemerataan bisa lebih baik," kata Sri.