EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan kondisi ketika dilanda krisis moneter pada rentang 1997-1998. Hal itu disampaikan Perry dalam peluncuran buku "Realizing Indonesia's Economy Potential" pada Kamis (4/10).
"Kondisinya sudah sangat berbeda sekarang jika dibandingkan dengan 1997-1998," kata Perry.
Buku yang diluncurkan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) itu mencatat perjalanan ekonomi Indonesia sejak dua dekade lalu. Seperti yang diungkapkan Perry, buku itu memberikan penilaian pada reformasi yang dilakukan Indonesia dalam rentang waktu tersebut.
Perry menyoroti, beberapa hal yang menarik dari buku tersebut. Pertama, katanya, buku yang dikarang oleh sejumlah ekonom tersebut memberitahu peningkatan ketahanan Indonesia secara signifikan dibandingkan 1997-1998.
Dia mengatakan, dalam buku itu dibahas perjalanan Indonesia menghadapi sejumlah guncangan eksternal seperti krisis finansial global pada 2008 dan Taper Tantrum pada 2013.
"Indonesia terus menunjukkan resiliensi karena banyak reformasi yang mendukungnya seperti reformasi perbankan, moneter, fiskal, dan institusional," kata Perry.
Selain itu, buku tersebut juga menunjukkan potensi ekonomi Indonesia yang disebut bisa tumbuh hingga 6,5 persen dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapainya, buku itu memberikan sejumlah saran kebijakan seperti peningkatan rasio pajak dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, Indonesia juga disarankan untuk bisa mengambil manfaat dari perkembangan ekonomi dan keuangan digital.