EKBIS.CO, SEOUL -- Perusahaan elektronik besar dari Korea Selatan Samsung Electronics Co mengalami peningkatan laba operasional pada kuartal ketiga hingga 20,4 persen year on year (yoy). Pencapaian tersebut merupakan yang tertinggi dengan kontribusi terbesar berasal dari bisnis chip yang masih kuat.
Dilansir di Yonhap News Agency, Jumat (5/10), laba operasional Samsung mencapai 17,5 triliun won atau 15,4 miliar dolar AS pada periode Juli sampai September. Pada periode yang sama di tahun 2017, laba operasional mereka hanya mencapai 14,53 triliun won atau sekitar 13 miliar dolar AS.
Angka-angka ini disampaikan Samsung dalam dokumen regulatory filling. Dalam periode yang sama, penjualan juga mengalami kenaikan 4,7 persen menjadi 65 triliun won atau setara 58 miliar dolar AS.
Pencapaian Samsung ini melebihi ekspektasi Yonhap Infomax. Ekspektasi pasar semula menentukan laba operasional hanya berada di 17,1 triliun won atau 15 miliar dolar AS. Sementara itu, perkiraan penjualan lebih tinggi dengan perbedaan yang tipis, yakni 65,1 triliun won atau masih di kisaran 58 miliar dolar AS.
Kinerja Juli hingga September menandai angka kuartalan tertinggi yang pernah diraih Samsung. Rekor lsebelumnya mencapai 16,5 triliun won atau 15 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2018. Rasio laba operasional terhadap penjualan yang mencapai 26,9 persen juga mencapai rekor tertinggi.
Sampai saat ini, Samsung belum mengumumkan laba bersih kuartal ketiga atau kinerja divisi bisnis masing-masing. Laporan penghasilan akhir rencana diumumkan pada akhir bulan.
Pengamat industri memprediksi, kontribusi terbesar untuk penghasilan Samsung yang tinggi pada kuartal ketiga ini berasal dari bisnis chip. Keuntungan operasional dari chip diperkirakan dapat mencapai 80 persen, yakni sekitar 13 triliun won atau 12 miliar dolar AS.
Pengamat juga menilai, Samsung masih berusaha memperluas penjualan dengan mencari peluang bisnis baru sembari menikmati permintaan musiman yang kuat. Meski chip berkontribusi 80 persen dari laba kuartalan, Samsung tetap butuh diversifikasi portfolio untuk menghindari kemungkinan buruk di tengah jalan. Sementara itu, bisnis ponsel diperkirakan akan membukukan kinerja yang lebih lemah dibanding tahun sebelumnya.
Analis lokal memperkirakan, Samsung meraih sekitar 2,3 triliun won atau 2 miliar dolar AS dalam laba operasionalnya dari divisi IT dan mobile. Ini menandai penurunan tajam dari sekitar 3,3 trilun won (2,9 miliar dolar AS) yang diposting perusahaan pada periode sama tahun lalu.
Sebelumnya, Samsung meluncurkan Galaxy Note 9 pada Agustus. Namun, persaingan di pasar global, terutama oleh Cina, menjadi beban besar bagi Samsung. Hana Financial Investment memperkirakan, pengiriman Galaxy Note 9 mencapai 1,38 juta unit pada bulan pertama, atau sektiar 65 persen dari pengiriman Galaxy Note 8 pada tahun sebelumnya.
Penurunan penghasilan diiringi dengan peningkatan biaya produksi dan pengeluaran lain, termasuk dalam hal pemasaran. Pengamat industri berharap, Samsung dapat merevitalisasi bisnis ponsel pintar dengan merilis jaringan 5G dan model lipat pada tahun depan. Samsung juga harus mengantisipasi menghadapi perkiraan sedikit penurunan laba pada kuartal keempat akibat perubahan harga global chip memory.
Secara keseluruhan tahun 2018, Samsung diperkirakan meraup profit 65 triliun won atau 58 miliar dolar AS, mengalahkan pencapaian tahun lalu, yakni 53,6 triliun won atau 47 miliar dolar AS. Saham Samsung Electronics diperdagangkan pada 45.300 won pada pukul 09.23 waktu setempat, naik 1,34 persen dari sesi sebelumnya.