EKBIS.CO, NUSA DUA -- Pemerintah Indonesia memanfaatkan momentum Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (BWG) di Bali untuk menggandeng mitra dagang strategis. Salah satu mitra yang sedang diincar adalah Jack Ma, pendiri raksasa e-niaga asal Cina, Alibaba. Melalui platform e-niaga Alibaba, Indonesia akan ikut mempromosikan sejumlah produk unggulan melalui program belanja daring tahunan di Cina berjuluk 11/11 'Single Day'.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyebutkan bahwa pihaknya dijadwalkan akan bertemu dengan bos Alibaba tersebut pada Sabtu (13/10) mendatang, masih dalam rangkaian acara Pertemuan IMF-WBG. Kerja sama yang akan dijalin nantinya bertujuan untuk menggenjot ekspor Indonesia ke Cina. Mengenai produk apa yang akan dipromosikan dalam Single Day, Rudiantara mengatakan bahwa hal tersebut ditentukan oleh Kementerian Perdagangan dan Badan Ekonomi Kreatif.
"Jack Ma kan punya paltform di sana. Bagaimana kita manfaatkan, dan di sana ada 700 juta orang yang terhubung dengan jaringan. Yang kalau Jack Ma bicara beli barang Indonesia, maka mereka deeply considered," jelas Rudiantara di Press Center Pertemuan Tahunan IMF-WBG di Nusa Dua, Senin (8/10).
Rudiantara mengungkapkan, hari libur tahunan di Cina yakni Single Day dinilai tepat bagi Indonesia untuk ikut menawarkan produk unggulan. Alasannya, pada satu hari tersebut, platform belanja daring di Cina akan ramai-ramai menawarkan potongan harga. Tahun 2017 lalu, penjualan produk di Alibaba menyentuh angka 25 miliar dolar AS dalam satu hari saja.
"Produknya jangan banyak. Dua atau tiga saja, tapi harus available. Jangan sampai orang sana pesan tapi produk tidak ada," jelas Rudiantara.
Selain membicarakan kerja sama tentang peningkatan ekspor Indonesia ke Cina, Jack Ma juga akan diajak berdialog tentang adanya transfer ilmu kepada Sumber Daya Manusia (SDM) bidang ekonomi digital di Indonesia. Rudiantara menyebutkan, pemerintah sendiri menargetkan untuk mencetak 20 ribu digital talent di Indonesia pada 2019 mendatang.