EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih Rp 11,4 triliun pada kuartal III-2018. Pertumbuhan laba bersih sebesar 12,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Direktur BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (nett interest income) BNI disertai perbaikan kualitas aset. Secara total, laba bersih juga didorong pertumbuhan kredit sebesar 15,6 persen.
Pendukung pertumbuhan laba bersih BNI lainnya adalah pendapatan nonbunga yang tumbuh enam persen dari Rp 7,18 triliun pada Kuartal III-2017 menjadi Rp 7,61 triliun pada Kuartal III-2018. Pendapatan nonbunga didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 16,3 persen yoy dan fee dari bank garansi yang tumbuh 28,4 persen yoy.
Anggoro mengatakan ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit masih terbuka lebar. Ini ditandai dengan likuiditas yang sehat, terlihat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 89,0 persen pada Kuartal III Tahun 2018.
"Kondisi tersebut menegaskan bahwa BNI tetap mampu menjaga likuiditas yang baik dengan ruang yang cukup untuk terus melanjutkan ekspansi kredit hingga akhir tahun 2018 meski ditengah volatilitas global," katanya dalam paparan kinerja BNI Kuartal III 2018 di Grha BNI, Jakarta, Kamis (18/10).
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan sebesar 14,2 persen yoy. Komposisi DPK didominasi oleh dana murah (CASA) yang mencapai 61,9 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yaitu 60,4 persen.
Baca juga, Ada Kasus Hukum, BNI Setop Kredit Baru Meikarta