EKBIS.CO, PALU -- Tingkat penyerapan beras produksi petani secara nasional saat ini menurun dibandingkan sebelumnya karena faktor harga yang tinggi dan panen mulai berkurang. Namun Bulog tetap optimistis stok yang ada masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan penyaluran, termasuk daerah-daerah yang dilanda bencana alam.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan pengadaan beras secara nasional memang mengalami penurunan drastis akibat berbagai faktor penyebab. "Kalau sebelumnya penyerapan bisa 100 ribu ton setiap hari, kini turun dibawah 100 ribu ton per hari," kata dia di Palu, Jumat (19/10).
Menurut dia, penurunan penyerapan beras petani di daerah-daerah selain karena faktor harga yang tinggi, juga karena panen mulai berkurang. Juga dampak dari bencana alam yang terjadi di beberapa daerah, termasuk di Provinsi Sulteng yang baru saja dilanda gempa bumi 7,4 SR dan tsunami di Kota Palu dan Donggala.
Namun demikian, Tri menjamin stok beras yang masih dukuasai pemerintah secara nasional cukup memadai. Termasuk di Sulteng, Bulog masih punya stok beras di gudang 12 ribu sampai 13 ribu ton.
Sementara secara nasional, Perum Bulog masih memiliki persediaan beras di gudang dan tesebar di seluruh daerah di Tanah Air hingga saat ini mencapai hampir 2,5 juta ton. Masyarakat, termasuk di Sulteng yang mengalami bencana alam tidak usah khawatir, sebab stok beras di Bulog dalam jumlah memadai.
Sementara Kepala Bulog Sulteng, Khozin mengatakan beberapa bagian gudang beras di Kelurahan Tondo Palu mengalami kerusakan berat sehingga perlu segera mendapat perbaikan.
Ia menjelaskan saat gempa mengguncang Kota Palu, tumpukan beras roboh dan menerpa dinding gudang dan beberapa bagian dinding mengalami kerusakan. Dia mengatakan kerusakan tersebut sudah disampaikan ke pusat.
Menjawab pertanyaan, meski bencana alam melanda Palu dan tiga kabupaten di Sulteng, tetapi pengadaan beras tetap berjalan,meski selama pasca bencana alam ini terhenti sementara.
Dia berharap dalam beberapa waktu ke depan, sudah bisa menyerap lagi untuk memenuhi target pengadaan yang telah ditetapkan. Sulteng ditargetkan menyerap 15 ribu ton beras petani dan telah terealisasi baru sekitar 13 ribu ton.