EKBIS.CO, JAKARTA -- Pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 resmi dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Rabu (24/10). Mengangkat tema Creating Products for Global Opportunities, pameran tahunan ini akan berlangsung selama lima hari sampai Ahad (28/10).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan, fokus utama TEI adalah transaksi business to business yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional. Pada pameran ke-33 ini, Enggar memperkirakan, akan terlaksana 68 penandatanganan kontrak dagang misi pembelian dari 25 negara. "Di antaranya dari Korea Selatan, Meksiko, Thailand, Cina dan sebagainya," ucapnya saat membuka acara.
Perkiraan total nilai kontrak dagang adalah sekitar 5,19 miliar dolar AS atau sekitar Rp 77,85 triliun (kurs Rp 15.000 per dolar AS), yang terdiri dari transaksi perdagangan sebesar 513,79 juta dolar AS dan investasi 4,68 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dua kali lipat dibanding dengan tahun lalu. Salah satu investasi yang akan disepakati adalah dengan Cina dan Thailand.
Menurut Enggar, nilai ini tentunya akan bertambah pada saat penyelenggaraan, bahkan setelah TEI. Produk yang termasuk dalam penandatanganan kontrak di antaranya tekstil dan produk tekstil, furniture serta komponen otomotif.
Sejumlah komoditas dipilih, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar ekspor diprioritaskan kepada produk bernilai tambah.
Enggar memastikan, TEI merupakan komitmen kepala negara untuk pelaku usaha dalam membangun ekonomi bangsa. Pada tahun ini, setidaknya 28ribu orang dari 125 negara ditargetkan akan terlibat dalam pameran, sebagai buyers ataupun ekshibitor.
"Angka ini naik dari 27 ribu orang yang berasal dari 117 negara tahun lalu," tuturnya.
Sampai dengan Selasa (23/10), lebih dari 8.300 buyers dari 124 negara sudah mendaftarkan untuk ikut TEI. Sepuluh negara dengan jumlah buyer tertinggi adalah Nigeria, Malaysia, Cina, Jepang, India, Saudi Arabia, Thailand, Australia, Afghanistan dan Pakistan.
Enggar menekankan, TEI tahun ini fokus mendatangkan buyer mancanegara. Untuk itu, Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri melalui 132 kantor perwakilan RI di luar negeri, 22 atase perdagangan, 18 kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), satu kantor dagang dan ekonomi Indonesia dan satu konsul perdagangan.
Presiden Jokowi mengajak para pengusaha untuk masuk ke pasar ekspor negara terutama non tradisional sembari tetap menguatkan pasar tradisional. Menurutnya, masih banyak negara yang belum terjamah oleh eksportir Indonesia.
"Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, negara-negara ini belum pernah kita urus. Padahal, peluangnya besar. Ini harus diurus agar terjadi surplus neraca perdagangan," ucapnya.
Jokowi juga berpesan kepada pengusaha untuk terus membuat inovasi. Di antaranya dengan memperbaharui desain yang sesuai keinginan pasar dan kemasan agar menambah daya tarik. Pembaruan juga sebaiknya diterapkan pada hal berkaitan dengan promosi, baik langsung ke pameran di berbagai negara ataupun online.
Jokowi mengajak pengusaha untuk memanfaatkan revolusi industri 4.0. Memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, internet of things dan virtual reality sebaiknya segera dilakukan.
"Kita harus cepat berubah supaya tidak tertinggal dengan negara lain," ujarnya.
TEI menempati lahan pameran seluas 15 ribu meter persegi yang menampung sekitar 1.152 perusahaan nasional peserta pameran. Peserta pameran merupakan produsen, eksportir dan pemasok produk dan jasa terbaik dari Indonesia. Mulai dari produk manufaktur, pertambangan, industri strategis dan kerajinan.