EKBIS.CO, TANGERANG -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani menjelaskan, dorongan paling efektif bagi pengusaha untuk meningkatkan ekspor adalah memberikan insentif fiskal. Upaya ini telah dilakukan beberapa kali seperti tax holiday dan tax allowance, sehingga perlu dibicarakan lagi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk diadakan perluasan.
Untuk penambahan insentif, Rosan meminta kepada pemerintah agar pengusaha mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih menarik. Terlebih, sudah ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang dibentuk pemerintah guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembiayaan ekspor nasional. "Hal ini telah saya sampaikan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi)," ucapnya ketika ditemui di acara Trade Expo Indonesia (TEI), Tangerang, Rabu (25/10).
Tapi, sebelum insentif, pengusaha harus fokus dalam membenah kualitas produknya terlebih dahulu agar bisa masuk ke pasar internasional dengan daya saing yang tinggi. Apalagi, persaingan dengan negara tetangga seperti Malaysia semakin kompetitif. Vietnam sebagai negara berkembang juga kian fokus memasarkan produknya ke pasar internasional.
Rosan mengatakan, Kadin sudah melakukan berbagai upaya agar pengusaha mampu meningkatkan daya saing. Baik dari segi produktivitas, tenaga kerja, logistik dan harga gas, telah disampaikan melalui berbagai platform, termasuk focus group discussion.
Salah satu tantangan terbesar pengusaha untuk ekspor adalah bea masuk di sejumlah negara. Menurut Rosan, saat pengusaha impor bahan baku, mereka dikenakan biaya lima sampai 15 persen. "Tapi, ketika impor barang jadi, justru nol persen. Ini menyebabkan komoditas kita sulit bersaing," tuturnya.
Rosan menyebutkan, banyak bahan baku yang mengalami hambatan tersebut, tapi kondisinya sudah semakin membaik. Pemerintah, termasuk Kementerian Perindustrian, banyak membantu. Dampaknya, produk pengusaha lokal memiliki daya saing yang tinggi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pengusaha untuk masuk ke pasar ekspor negara terutama nontradisional sembari tetap menguatkan pasar tradisional. Menurutnya, masih banyak negara yang belum terjamah oleh eksportir Indonesia. "Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, negara-negara ini belum pernah kita urus. Padahal, peluangnya besar. Ini harus diurus agar terjadi surplus neraca perdagangan," ucapnya saat membuka acara TEI 2018.
Jokowi juga berpesan kepada pengusaha untuk terus membuat inovasi. Di antaranya dengan memperbaharui desain yang sesuai keinginan pasar dan kemasan agar menambah daya tarik. Pembaruan juga sebaiknya diterapkan pada hal berkaitan dengan promosi, baik langsung ke pameran di berbagai negara ataupun online.