Senin 29 Oct 2018 18:36 WIB

Kementan Minta Kesadaran Petani untuk Pacu Ekspor

Kementan melakukan pendampingan petani dari tingkat on farm

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani Indonesia.
Foto: Tahta/Republika
Petani Indonesia.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ekspor. Bukan hanya memangkas waktu perizinan tetapi juga kesadaran para petani.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Kehati Badan Karantina Pertanian Antarjo Dikin mengatakan, saat ini pihaknya telah menerapkan pola in line inspection. "Jadi petani juga ikut terlibat, paham dan ini sudah diberikan sosialisasi," ujarnya, Senin (29/10).

Dengan pemahaman dari petani, ia melanjutkan, mereka bisa menghasilkan produk yang memang sesuai dengan keinginan pasar ekspor. Sehingga, proses di karantina pelabuhan bisa lebih cepat. Pendampingan petani dari tingkat on farm pun telah dilakukan khusus manggis dan bertahap ke komoditas lain.

Sebenarnya, ia melanjutkan, untuk Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengeluarkan phyntosanitary certification tidaklah lama, hanya hitungan menit. Namun pemeriksaan ketat perlu dilakukan guna mendapatkan sertifikat yang merupakan jaminan negara itu.

"Kalau sampai di sana (negara tujuan, red) ditolak percuma juga," ujarnya.

Sebelum mendapatkan phyntosanitary certification, produk harus melalui rangkaian berbagai instansi terkait terlebih dahulu. Bahkan, eksportir terkadang belum siap dengan standar yang dimilikinya.

"Kadang dari eksportirnya sendiri belum siap, kadang standarnya, bikin packing house asal-asalan ya nggak bisa juga karena kan akan diaudit oleh orang Cina," kata dia.

Ia melanjutkan, manggis menjadi primadona hortikultura untuk memenuhi pasar ekspor meski masih didominasi Asia. Ekspor total hortikultura segar Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 1,28 triliun, naik 27 persen dibanding Januari sampai Agustus 2017 yang hanya Rp 0,94 triliun.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan, Belgia dan Inggris juga minat dengan manggis Indonesia disusul nanas, mangga, salak pondoh, jambu air, buah naga putih dan naga merah. "Ini dengan Belgia pasar baru, sudah tes pasar, sudah kontrak," kata dia.

Namun ia belum mengetahui pasti nilai kontrak tersebut. Ia melanjutkan, bukan hanya sebagian besar pasar Asia, beberapa di Eropa, Timur Tengah juga menjadi pasar potensial.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement