EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Triwulan 3 2018 tumbuh hingga 6,41 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen. Hal ini diyakini terpengaruh oleh adanya penyelenggaraan Asian Games.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan pertumbuhan ini relatif stabil bila dibandingkan dengan yang dicapai pada triwulan 2 2017 yang sebesar 6,43 persen. Namun, bila dilihat secara kumulatif selama periode Januari-September 2018, perekonomian DKI Jakarta tumbuh 6,12 persen. Ini sedikit lambat dari periode yang sama tahun 2017 sebesar 6,43 persen.
Penyelenggaraan Asian Games dinilai memberikan dampak yang positif bagi Jakarta di tengah kondisi perekonomian yang kurang baik karena adanya pengaruh eksternal. Dampak Asian Games dirasakan tak hanya dari sisi pembangunan infrastruktur, namun juga dari sisi ekspor jasa.
Secara rinci, dampak Asian Games 2018 terasa di berbagai sektor. BPS menyebut jasa hiburan, hotel dan restoran, jasa perusahaan, informasi dan komunikasi, transportasi, pergudangan, perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan sebagai sektor-sektor yang merasakan dampak positif penyelenggaraan acara tersebut.
Thoman memperkirakan dampak Asian Games 2018 terhadap pertumbuhan ekonomi DKI mencapai 0,46 persen. Hal ini dilihat dari selisih pertumbuhan ekonomi kuartal III-2017 yang mencapai 2,58 persen dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 sebesar 3,04 persen.
Kendati demikian, tak dipungkiri pertumbuhan juga terjadi di seluruh sektor industri selama kuartal III-2018. Berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan 3-2018 mencapai Rp 679,71 triliun, sementara menurut harga konstan mencapai Rp 442,39 triliun.
Pertumbuhan pada kuartal III juga merupakan siklus tahunan. Namun, pada 2018, laju pertumbuhannya dinilai lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Lebihnya ini diduga (karena) Asian Games," ujar dia.
Lebih lanjut, Thoman menyampaikan, dari sisi pengeluaran, ekspor menunjukkan pertumbuhan yang tertinggi, yakni sebesar 15,67 persen. Pertumbuhan ini didorong baik oleh ekspor barang maupun ekspor jasa. Pertumbuhan pada triwulan 3-2018 tersebut tertahan oleh pertumbuhan impor yang juga cukup tinggi yakni 10,65 persen.
Thoman menambahkan, kuartal III-2018 menjadi puncak produksi. Pada kuartal terakhir, perekonomian kemungkinan akan tumbuh lebih lambat. Namun demikian, dengan adanya persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan ekspor diharapkan akan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Jakarta agar tidak lebih lambat dari 2017.