Jumat 16 Nov 2018 05:15 WIB

Pemerintah Targetkan 8 Juta UMKM Go Online

Saat ini jumlah UMKM di Indonesia sekitar 59,7 juta pelaku usaha

Red: Nidia Zuraya
Pameran UMKM. ilustrasi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pameran UMKM. ilustrasi

EKBIS.CO, SOLO -- Pemerintah menargetkan sebanyak 8 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah go online pada tahun 2019. Langkah ini untuk mendukung target transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 130 miliar dolar AS pada 2019.

"Kalau tahun lalu sudah ada sebanyak 4,6 juta UMKM yang berjualan melalui e-commerce. Sedangkan tahun ini dipastikan 2.675.000 UMKM," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI Septriana Tangkari pada Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman kepada para pelaku UMKM di Bale Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Kamis (15/11).

Ia mengatakan saat ini jumlah UMKM di Indonesia sekitar 59,7 juta UMKM. Menurut dia, dari total UMKM yang ada ini belum semua masuk ke market place.

"Dari data kami, hanya 9 persen yang sudah menggunakan teknologi, yang 18 persen masih menggunakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter," katanya.

Selanjutnya, 36 persen lagi masih menggunakan alat komunikasi WhatsApp dan Blackberry. Sedangkan sisanya masih menggunakan telepon atau offline.

"Ke depan, 18 persen yang sudah pakai media sosial tadi kami geser sedikit agar pakai 'e-commerce'," katanya.

Ia mengatakan para pelaku UMKM akan merasakan keuntungan finansial jika memanfaatkan penjualan melalui e-commerce, salah satunya adalah peningkatan pendapatan hingga dua kali lipat. "Karena pada teknologi ini transaksinya setiap detik, jadi pasti pendapatan juga cepat meningkat," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, program 'UMKM Go Online' ini merupakan program nasional terkait ekonomi kerakyatan. "Program ini dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, harapannya akan memberikan dampak besar bagi perekonomian di dalam negeri. Harapannya Indonesia bisa menjadi 'Energy of Asia'," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement