EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah melemah tiga poin menjadi Rp 14.602 per dolar AS pada transaksi antarbank di Jakarta, Rabu (21/11) pagi. Pelemahan nilai tukar ini mengikuti pelemahan mata uang Asia.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan mata uang kuat Asia seperti dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang bergerak melemah terhadap dolar AS menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah. "Rupiah diproyeksikan akan bergerak menuju kisaran antara Rp 14.590-Rp 14.610 per dolar AS dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.
Saat ini, ia menambahkan, pelaku pasar uang di dalam negeri sedang mencermati paket kebijakan ekonomi jilid XVI dan revisi daftar negatif investasi (DNI). "Efektivitas paket kebijakan itu mendapat tantangan ketika peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business ¿EODB) dari survey Bank Dunia untuk tahun 2019 mencatat penurunan peringkat dari 72 menjadi 73," katanya.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan pelemahan rupiah relatif terbatas seiring penilaian pelaku pasar terhadap ekonomi Amerika Serikat kemungkinan belum akan bertumbuh signifikan. "Situasi itu tentunya membuat inflasi di AS juga tidak akan melonjak, yang pada akhirnya The Fed mengurangi agresifitasnya terhadap kenaikan suku bunganya," katanya.