EKBIS.CO, MEDAN -- Cina merupakan importir terbesar golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati Sumatera Utara. Impor tersebut didominasi minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, dengan nilai 211,414 juta dolar AS pada kuartal III 2018.
"Setelah Cina, pembeli lemak dan minyak hewan/nabati adalah Amerika Serikat dan India," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), Syech Suhaimi di Medan, Selasa (27/11).
Selain lemak dan minyak nabati/hewan, pemberi kontribusi ekspor terbesar lainnya adalah kopi ke Amerika Serikat dengan nilai 155,345 juta dolar AS dan India senilai 122,725 juta dolar AS. "Golongan barang itu (lemak dan minyak nabati/hewani) masih menjadi kontribusi terbesar dalam penerimaan devisa Sumut, walaupun secara total ekspornya turun sembilan persen dibanding 2017," ujar Suhaimi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba mengatakan meski isu negatif sawit masih terus berlangsung di luar negeri, tetapi permintaan akan golongan barang itu masih tetap tinggi. Permintaan yang tinggi terhadap golongan barang yang di dalamnya ada CPO merupakan dampak produk tersebut memang dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari minyak goreng, sabun, mentega, dan produk kecantikan.
Parlindungan mengakui ekspor Sumut masih terbesar berupa CPO karena permintaan produk itu juga masih tertinggi.
Ia menegaskan, perusahaan produsen CPO dan produk olahan lainnya dewasa ini semakin berbenah untuk menekan isu negatif sawit. Pengusaha industri dan perkebunan sawit terus berupaya memenuhi standar dalam dan luar negeri agar ekspornya tidak terganggu.
Baca juga, Pemerintah Gratiskan Pungutan Ekspor Produk Sawit