Selasa 27 Nov 2018 16:42 WIB

Menhub Dorong Operator Bandara Proaktif Ajak Investor Asing

Sebanyak 25 bidang usaha ditingkatkan kepemilikan modal asingnya menjadi 100 persen

Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan perluasan pembangunan mass rapid transit (MRT) hingga Ancol usai mendampingi Presiden Joko Widodo mencoba MRT dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Selasa (6/11).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan perluasan pembangunan mass rapid transit (MRT) hingga Ancol usai mendampingi Presiden Joko Widodo mencoba MRT dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Selasa (6/11).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong operator pelabuhan dan bandara untuk pro-aktif mengajak investor asing. Terlebih lagi saat ini pemerintah sudah memberikan kelonggaran daftar negatif investasi (DNI).

"Dengan regulasi sekarang ini sebenarnya asing itu bisa melakukan macam-macam. Jadi saya lebih menekankan kepada temen-temen di sektor itu berpikir lebih pro-aktif kalau ada investor kita ajak kerja sama," kata Budi saat ditemui usai pembukaan Forum Komunikasi Kelitbangan (FKK) di Jakarta, Selasa (27/11).

Pemerintah mengeluarkan paket Kebijakan Ekonomi XVI pada Jumat 16 November 2018. Langkah tersebut sebagai upaya relaksasi kebijakan untuk ketahanan ekonomi nasional dengan mendorong modal asing yang lebih besar dan upaya menutup defisit transaksi.

Tiga poin utama paket kebijakan itu adalah pertama perluasan Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan (tax holiday). Kedua, pelonggaran atau mengurangi (relaksasi) Daftar Negatif Investasi (DNI). Ketiga, peningkatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) hasil sumber daya alam melalui pengendalian devisa dan pemberian insentif perpajakan.

Sebanyak 25 bidang usaha yang ditingkatkan kepemilikan modal asingnya menjadi 100 persen dalam DNI 2018. Untuk itu, Menhub Budi mengatakan kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan apabila pelaku usaha sendiri tidak proaktif menyambut serta mengimplementasikannya.

"Jadi sebenarnya DNI itu akan lebih berarti kalau sektor ini juga pro-aktif dan mencarikan solusi, kalau DNI nya ada, tetapi tidak aktif, ya sama saja," katanya.

Menurut dia, banyak proyek yang berpotensi dikerjasamakan dengan pihak asing, seperti proyek KA Makassar-Parepare serta Bandara Labuan Bajo di mana banyak calon investor yang berminat. "Proses tender kita yang di Makasar dan di Labuhan Bajo, itu yang ikut puluhan, ya berarti mereka mau di sini, tapi memang mereka butuh format. Kita membentuk suatu format sesuai ketentuan, mungkin sebelumnya dia tidak melihat contoh mempergunakan yang mana. Nah sekarang kita lakukan itu," katanya.

Saat ini, Budi mengatakan, langkah yang sudah dilakukan adalah kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), yakni pengalihoperasian bandara-bandara yang awalnya oleh Kemenhub diserahkan kepada Angkasa Pura I dan II.

"KPBU ini kan satu kegiatan yang begitu banyak dan mengubah satu struktur yang sudah ada sekarang ini ada 10 bandara, ada 20 pelabuhan pindah. Jadi ini sendiri sudah merupakan suatu perubahan yang berarti," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement