EKBIS.CO, JAKARTA -- Aliran modal asing mulai kembali masuk ke Indonesia. Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menyebutkan, investor asing melakukan akumulasi pembelian atau nett buy di pasar saham sebesar Rp 8,99 triliun dan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) tercatat nett buy sebesar Rp 34,25 triliun pada November 2018.
"Katalis yang mempengaruhi kondisi tersebut diantaranya adalah meredanya sentimen eksternal, diantaranya adalah masalah perang dagang maupun melandainya harga komoditas minyak dunia," kata Made ketika dihubungi Republika, Ahad (2/12).
Dia menyebut, imbal hasil surat utang global yang melandai juga menjadi katalis di pasar surat utang domestik. Investor global pun mulai bergerak mencari instrumen yang masih menawarkan tingkat imbal hasil menarik. Salah satunya adalah surat utang Indonesia.
"Jadi kalau kita lihat faktor eksternal lebih banyak berpengaruh terhadap aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri. Meskipun ada kebijakan lain yang juga turut menyumbang masuknya modal asing diantaranya adalah kebijakan dari Bank Indonesia untuk menerapkan Domestic Non Delivery Forward (DNDF) yang berdampak positif di pasar valas dan pergerakan nilai tukar rupiah," kata Made memaparkan.
Meski sudah dalam posisi nett buy pada November 2018, secara kumulatif Januari hingga November 2018 gerak investor asing di pasar saham masih berada dalam posisi nett sell senilai Rp 45,58 triliun. Sementara, di pasar obligasi negara secara kumulatif tercatat mengalami nett buy senilai Rp 62,42 triliun.
Made meyakini faktor eksternal masih akan terus mempengaruhi kondisi pasar keuangan di dalam negeri.
"Adapun dari dalam negeri, upaya pemerintah untuk menjaga defisit neraca berjalan akan menjadi fokus perhatian investor," kata Made.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian juga menyebut, aliran modal asing masuk ke Indonesia akibat sejumlah faktor eksternal. Hal itu di antaranya pernyataan dovish dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih sedikit pada 2019.
Selain itu, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping yang akhirnya sepakat meredakan tensi perang dagang juga akan memberikan sentimen positif pada pasar keuangan dalam negeri. Faktor selanjutnya, yakni penurunan harga minyak dunia.
Fakhrul mengatakan, tiga faktor tersebut membuat valuasi surat berhaga Indonesia menjadi lebih menarik dan memicu arus modal masuk. Sentimen ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai akhir 2018.
Untuk menjaga sentimen positif tersebut, Fakhrul menilai, pemerintah perlu memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan yang saat ini menjadi perhatian investor.
"Perbaiki Current Account Balance secepatnya," kata dia.