EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan memastikan kesiapan tol Trans Jawa. Tol Trans Jawa dari Merak hingga Surabaya (870 km) ditargetkan tersambung dan dapat digunakan pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Peninjauan kesiapan terutama dilakukan di empat ruas tol sepanjang 180 km. Keempat ruas tol tersebut yakni Tol Pemalang-Batang (33 km), Batang-Semarang (75 km), Salatiga-Solo (33 km) dan Wilangan-Kertosono (39 km).
“Progres pembangunan ruas tol Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Solo sudah mencapai 99 persem. Sementara itu, ruas Wilangan-Kertosono sudah mencapai 95 persen. Tinggal penyelesaian pekerjaan yang kecil-kecil, seperti median concrete barrier. Minggu depan saya akan ke sana," katanya melalui keterangan tertulis.
Dalam kesempatan tersebut ia menyoroti pentingnya peran Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI). Keberadaan ATI menurutnya menjadi mitra kerja yang strategis bagi Kementerian PUPR.
“Saling mendukung dalam merumuskan kebijakan publik terkait pelayanan bagi para pengguna jalan tol. Pasti akan lebih sempurna apabila sudah didiskusikan (kebijakan tersebut, Red) antara pemerintah dengan ATI sebagai mitra,” kata Basuki.
Salah satunya adalah dalam pembahasan mengenai perhitungan besaran tarif tol Trans Jawa dari Jakarta-Surabaya yang akan tersambung pada Desember 2018. Namun, dengan usianya yang mencapai 20 tahun, ATI juga perlu melakukan revitalisasi terhadap organisasinya sesuai dengan perkembangan investasi jalan tol saat ini.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang juga Ketua Umum ATI Desi Arryani menyampaikan, para pelaku industri jalan tol sejauh ini terus berupaya untuk menyelesaikan proyek yang tengah digarap. "Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air," ujar dia.
Menurut Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, ATI memiliki tiga peran utama yang diharapkan mampu mendukung pengembangan jalan tol di Indonesia. "Pertama, mendorong terciptanya industri jalan tol yang sehat dan berdaya saing," kata dia.
Kedua, mendukung pengusahaan jalan tol melalui pengembangan inovasi dan penerapan teknologi yang memperhatikan kualitas, keamanan dan berwawasan lingkungan.
Ketiga, ia melanjutkan, melalui pelaksanaan skema Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha (KPBU), ATI dapat menjadi wadah bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) bersinergi dan membantu Pemerintah mengatasi backlog pembiayaan infrastruktur. Untuk diketahui, ATI saat ini telah mewadahi 56 BUJT di Indonesia.