EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (8/12). KEK ini diperkirakan dapat meraih investasi sebesar Rp 36,25 triliun.
"KEK Galang Batang diproyeksikan menjadi kawasan dengan kegiatan utama antara lain Industri aluminium dan turunannya, dengan perkiraan investasi sebesar Rp 36,25 triliun," kata Darmin seusai meresmikan KEK Galang Batang dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Darmin yang juga selaku Ketua Dewan Nasional KEK mengharapkan kegiatan investasi di KEK Galang Batang dapat mendorong aktivitas ekonomi wilayah serta menyerap tenaga kerja yang diperkirakan dapat mencapai 23.200 orang. Untuk itu, ia meminta adanya keterlibatan masyarakat sekitar atas pengelolaan KEK Galang Batang, agar mampu menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat di wilayah tersebut.
Peran Dewan Kawasan KEK Galang Batang dibutuhkan dalam mendorong nilai tambah dan rantai nilai dari aktivitas di KEK melalui pelibatan dan pembangunan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya secara optimal. "Keterlibatan masyarakat atas dunia usaha di wilayah perlu ditingkatkan melalui link and match pendidikan dan kewirausahaan," kata Darmin.
Ia menambahkan kondisi itu harus diwujudkan melalui penyiapan, peningkatan dan keterlibatan SDM lokal agar segera terbangun simbiosis konstruktif bagi stakeholders, dan menghindari lahirnya benih konflik. "Hanya dengan demikian keberlanjutan dan kesinambungan manfaat dapat terjaga integritasnya bagi daya dukung sosial, ekonomi, dan ekologi bagi KEK Galang Batang," ujar Darmin.
Realisasi investasi di KEK Galang Batang yang hingga kuartal III 2018 telah tercatat mencapai Rp 5,6 triliun. Investasi tersebut antara lain pembangunan pelabuhan dengan dermaga sebesar Rp 951 miliar serta pembangunan pengolahan alumina berkapasitas produksi dua juta ton per tahun senilai Rp 1,65 triliun.
Kemudian, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahap I berkapasitas 6x25 MW yang ditargetkan selesai pada 2021 senilai Rp 1,93 triliun. Selain itu, terdapat pembangunan DAM untuk penyimpanan air berkapasitas 7.518.000 meter kubik senilai Rp 196 miliar dan pembangunan Brick Factory dan Coal Gas sekitar Rp 870 miliar. Semua investasi dan pembangunan sarana infrastruktur tersebut dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia selaku pengusul KEK Galang Batang.
KEK Galang Batang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2017 pada 12 Oktober 2017 yang menjadikan kawasan ini paling cepat beroperasi yaitu hanya selama 14 bulan. Kegiatan utama KEK tersebut adalah industri pengolahan bauksit dan logistik dengan luas lahan 2.333 hektare.
Berbagai sarana infrastruktur yang telah terbangun dalam KEK antara lain jalan kawasan beserta drainase yang telah terbangun sepanjang 2,6 kilometer dari target sepanjang 8 kilometer serta gerbang kawasan. Kemudian, instalasi jaringan air bersih pada area perkantoran yang menggunakan sumur pompa berkapasitas 60 liter per detik. Selanjutnya, kebutuhan air bersih akan dipenuhi melalui penyimpanan air berkapasitas 7.518.000 meter kubik.
Terdapat juga kantor administrator dan kantor pengelola KEK, fasilitas keamanan, fasilitas sistem persampahan dan pemadam kebakaran yang disediakan melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bintan. Kawasan ini juga telah terpasang daya sebesar 0.8 MVA dari PLN di kantor administrator KEK Galang Batang dan dalam tahap penyambungan listrik dengan kapasitas 2x1.3 MW dari PLN.
Listrik di kawasan akan ikut didukung oleh pembangkit listrik berkapasitas 6x25 MW yang ditargetkan terbangun pada 2021. Bagi para investor di KEK, pemerintah telah memberikan insentif fiskal dan nonfiskal yang lebih menarik dibanding dengan insentif di luar KEK.
Direktur PT Bintan Alumina Indonesia Santoni mengharapkan nilai investasi, pembangunan dan pengembangan KEK Galang Batang akan terus meningkat hingga mencapai lima miliar dolar AS dalam sepuluh tahun ke depan. Ia memproyeksikan investasi ini akan menyumbang dampak positif terhadap perekonomian wilayah dan juga perekonomian nasional pada umumnya.
Dalam waktu dekat, terdapat tiga KEK lagi yang akan dioperasikan pada awal 2019, yaitu KEK Arun Lhokseumawe, KEK Bitung dan KEK Morotai.