EKBIS.CO, BONE -- Lahan seluas 550 hektare hasil program cetak sawah Kementerian Pertanian di Desa Latteko, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, berhasil ditanami, Senin (10/12). Direktur Perluasan dan Perlindungan lahan (PPL) dari PSP Kementerian Pertanian, Indah Megawati mengatakan, tahun ini kegiatan perluasan areal cetak sawah tersebar di lima wilayah kabupaten di Sulawesi Selatan.
"Total luas lahan cetak sawah di Sulawesi Selatan mencapai 1.395 hektare. Dimana areal terbesar berada di Kabupaten Bone, yakni seluas 550 hektare" kata Indah dalam pidatonya.
Menurut Indah, pihaknya tidak sebatas bertanggung jawab pada kontruksi cetak sawah saja. Namun juga pada kegiatan pendukung yang menyertainya seperti kelengkapan dokumen lingkungan, bantuan sarana produksi, pengawasan dan pendampingan. Alokasi perluasan areal sawah di Kabupaten Bone sepanjang 2016 hingga 2018 telah mencapai 2.950 hektare.
"Pemanfaatannya diharapkan dapat menambah kinerja produksi padi sebagai sumbangan untuk wilayah Sulawesi Selatan," ujar Indah.
Indah menjelaskan, fenomena alih fungsi lahan pertanian di Indonesia menjadi masalah serius yang harus segera ditangani. Ia mengunngkapkan bila 100 ribu hektare lahan sawah beralih fungsi atau dikonversi menjadi lahan lain setiap tahun. Bila tidak segera diatasi dengan serius, pembangunan sektor pertanian diyakininya tidak akan berjalan lancar.
Apalagi, kata Indah, krisis pangan jadi bayangan yang menakutkan bagi setiap negara yang sebagian besar penduduknya menggantungkan diri hidup dari sektor pertanian, seperti Indonesia.
"Oleh karena itu, Kementerian Pertanian giat mengembangkan program cetak sawah baru sebagai upaya percepatan pencapaian surplus beras nasional," jelas Indah.
Di era kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menurut Indah, kementerian pertanian berhasil menuntaskan lima masalah dasar dalam percepatan pembangunan pertanian, diantaranya air irigasi, lahan sawah, pupuk, benih, alat mesin pertanian (alsintan) serta penyuluhan sehingga produksi pangan strategis terus meningkat.
Ia menjelaskan, Mentan selalu mengimbau agar peningkatan produksi tidak berhenti pada komoditi padi saja, melainkan juga harus menyentuh komoditas perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan juga hortikultura.
Indah kemudian mengapresiasi sejumlah pihak yang turut serta dalam pengerjaan program ini, seperti Bupati Bone, Fahsar Mahdin Padjalangi, Danrem 141 Taddopuli, Kolonel Suwarno dan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemda Kabupaten Bone.
Ia berharap kegiatan perluasan sawah tidak berhenti sampai penambahan luas baku sawah semata, melainkan harus bermuara pada peningkatan produksi pangan berkelanjutan yang bersumber pada peningkatan produktivitas per satuan lahan dan harus tercatat resmi oleh BPS serta masuk dalam penyusunan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
"Namun kami juga menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada petani selaku pahlawan pangan kita," katanya.
Bila dikawal dengan baik, Indah optimistis target optimasi lahan rawa yang luasnya mencapai 500 ribu hektare pada 2019 mendatang yang dibentuk dalam sebuah program bernama SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) dapat berjalan lancar. Program ini dilanjutkan karena keberhasilan Kementan dalam mengolah rawa menjadi lahan pertanian produktif di Jejangkit, Provinsi Kalimantan Selatan.
Sebelumnya Menteri Pertanian menjelaskan, pemanfaatan rawa nantinya akan saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Menurut dia, program ini merupakan mimpi lama yang baru terralisasi tahun ini.
"Saya yakin jika program ini berjalan dengan baik, maka petani bisa untung 2 kali lipat. Dan itu sudah sesuai dengan mimpi besar kita, yaitu kesejahteraan petani," jelas Amran.