EKBIS.CO, BANDA ACEH -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut kendala dalam proses pembangunan infrastruktur seperti jalan tol adalah persoalan lahan. Pembebasan tanah dalam suatu proyek infrastruktur seringnya menghabiskan waktu yang lama.
"Untuk kendala memang ada dan di mana saja tantangan itu sama, yaitu soal tanah," kata Basuki saat ditemui selepas peletakan batu pertama, jalan tol Banda Aceh-Sigli di wilayah Blangbintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (14/12).
Basuki menegaskan masalah itu merupakan tantangan yang sama dalam proses pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Namun, lanjut dia, permasalahan akan bertambah ketika pembangunan dilakukan di Provinsi Papua.
"Di Papua, tantangannya ada faktor lain yakni masalah keamanan," ucap dia.
Baca juga, Jokowi: Jalan Tol dari Lampung akan Tersambung Hingga Aceh
Peletakan batu pertama jalan tol Banda Aceh-Sigli pada Jumat ini oleh Presiden Joko Widodo, sebagai tanda dimulainya pengerjaan konstruksi jalan tol pertama di Aceh tersebut.
Tol Banda Aceh-Sigli ini terbagi ke dalam enam seksi segmen pengerjaan, yaitu seksi Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 13 kilometer (km), seksi Blang Bintang-Kutobaro sepanjang delapan km, seksi Kutobaro-Simpang Baitussalam sepanjang lima km. Lalu seksi Padang Tiji-Seulimeum sepanjang 26 km, seksi Seulimeum-Jantho sepanjang enam km dan seksi Jantho¿Indrapuri sepanjang 16 km.
Pengerjaan proyek senilai Rp 12,35 triliun ini, dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap pertama, akan dibangun segmen 4 (Indrapuri-Blang Bintang), segmen 5 (Blang Bintang-Kuto Baro) dan segmen 6 (Kuto Baro-Baitussalam) sepanjang 26 km. Adapun tahap kedua, akan dikerjakan segmen 1 (Padang Tiji-Seulimeun), segmen 2 (Seulimeun-Jantho) dan Jantho-Indrapuri) sejauh 48 kilometer.
Dengan adanya tol ini, diperkirakan waktu tempuh Banda Aceh-Sigli akan berkurang signifikan. Jika sebelumnya waktu tempuhnya mencapai tiga jam, melalui tol terpangkas menjadi satu jam.