Senin 17 Dec 2018 07:25 WIB

Indonesia Bisa Ekspor Minyak Sawit ke Negara EFTA

Penandatanganan perjanjian tersebut juga bermanfaat untuk perluasan akses pasar EFTA.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan pernyataan kepada rekan media usai melakukan penadantanganan dengan perwakilan negara European Free Trade Assoction (EFTA) yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia di Gedung Kementerian Perdagangan, Ahad (16/12).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan pernyataan kepada rekan media usai melakukan penadantanganan dengan perwakilan negara European Free Trade Assoction (EFTA) yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia di Gedung Kementerian Perdagangan, Ahad (16/12).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indonesia saat ini sudah menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan negara European Free Trade Assoction (EFTA) yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia. Salah satu keuntungan dari penandatangan tersebut adalah Indonesia sudah bisa mengkspor minyak sawit ke negara EFTA.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan persoalan minyak sawit tersebut menjadi alah satu hal yang mmebuat lamanya perjanjian tersebut disepakati. Padahal perundingan Indonesia-EFTA sudah dilakukan sejak 2005. 

"Dari negosiasi yang kita lakukan, sebenarnya hambatan utama yang kenapa lama terakhir itu adalah mereka menahan sawit, CPO kita," kata Enggar di Kementerian Perdagangan, Ahad (16/12). 

Hal tersebut menurutnya menjadi hambatan Indonesia menahan impor ikan salmon khususnya dari Norwegia. Kemudian, kata dia,koordinator dari EFTA yang juga sebagai Kepala Departemen Hubungan Ekonomi Swiss Johann N Scheider Ammann menjembatani persoalan minyak sawit tersebut. 

Untuk itu, dengan negosiasi yang tidak mudah, Enggar menegaskan tidak mau mundur. "Kalau anda tidak buka sawit kita, ya sudah kita lupakan apa yang kita jalankan ini dan penduduk ekonomi lima negara dengan Indonesia akan sia-sia sebenarnya ada potensi pertumbuhan, lapangan kerja," jelas Enggar. 

Jika membicarakan keberlanjutannya jika mengekspor sawit, Enggar mengatakan bisa dibandingkan dengan komoditas lain. Menurutnya, produksi minyak yang lain juga berdampak pada lingkungan. 

"Berapa besar hutan yang dipangkas, terjadi deforestasi untuk rapeseed oil? Untuk semua vegetable oil lain? Saya setuju jika kita dengan parameter sama kita ambil sikap di dunia ini, silakan. Jangan spesifik sawit," ungkap Enggar. 

Di sisi lain dengan adanya penandatanganan perjanjian tersebut juga bermanfaat untuk perluasan akses pasar ke negara-negara EFTA. Begitu juga dengan peningkatan daya saing produk Indonesia. 

Selain itu, kesepakatan dalam perundingan Indonesia-EFTA juga akan menghapuskan tarif bea masuk di masing-masing negara terkait. Dengan begitu akan membuat harga barang menjadi lebih murah.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement