EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga telur ayam ras di DKI Jakartaselama satu bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan. Di beberapa lokasi, harga telur sudah mencapai Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram. Penyebab kenaikan harga telur, antara disebabkan meningkatnya konsumsi telur karena memasuki perayaan natal dan tahun baru untuk membuat kue dan makanan.
Merespons hal tersebut, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mengadakan Gelar Telur Murah (GTM) sebagai upaya menstabilkan harga telur. Kegiatan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, PT Food Station, PD Pasar Jaya, PT Puri Farm, PT Atung Farm, UD Rejeki Baru, Intan Telur, Pinsar Indonesia, dan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional.
“Melalui Gelar Telur Murah yang kami lakukan bersama-sama perusahaan dan produsen peternakan/telur, kami harapkan harga telur bisa kembali stabil ,” ujar Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Jakarta, Jumat (28/12). Agung melepas 11 mobil berisi telur untuk didistribusikan ke 11 lokasi di DKI Jakarta.
Pelepasan mobil telur dihadiri perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, PT Food Station, PD Pasar Jaya, PT Puri Farm, PT Atung Farm, Pinsar Indonesia, dan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional.
Menurut Agung, harga telur yang tinggi tidak boleh dibiarkan. Karena itu, saatnya pemerintah hadir mengamankan harga bersama produsen telur untuk mengembalikan harga sesuai acuan pemerintah, yakni Rp 23 ribu/kg.
Melalui kegiatan GTM, telur dijual dengan harga Rp 23 ribu/kg dan disebar di 11 lokasi, yaitu TTIC Pasar Minggu, Taman Bona Indah, Pasar Pulogadung, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol, Pasar Cijantung, Pasar Mampang, Kecamatan Mampang, Pasar Jatinegara, Pasar Cibubur, Pasar Lenteng Agung. Adapun jumlah telur yang digelontorkan sebanyak 21,5 ton.
“Kegiatan ini juga untuk semakin mengenalkan kepada masyarakat bahwa Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan sangat peduli terhadap akses pangan masyarakat. Karena itu, kami memiliki instrumen untuk menstabilkan harga,” ujar Agung.
Menurut Agung, TTIC yang dibentuk BKP berfungsi sebagai pusat distribusi center yang memiliki aktivitas menyalurkan bahan pangan pokok ke konsumen secara langsung ataupun melalui Toko Tani Indonesia (TTI). Harga pangan yang dijual di TTIC dipastikan murah alias di bawah harga pasar. “Kenapa bisa murah? Karena barangnya langsung dari produsen. Selain murah, kualitas barangnya juga terjaga. Nomor satu,” kata Agung.