EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Negara Indonesia (BNI) fokus menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor produksi. Hingga saat ini, penyaluran tersebut sudah mencapai 51 persen dari total KUR yang disalurkan BNI.
"Penyaluran KUR produksi BNI ke sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan jasa-jasa. Sudah melebihi target pemerintah yang minimal 50 persen," ujar Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo kepada Republika.co.id Ahad, (30/12).
Ia menjelaskan, tim KUR BNI sudah semakin fokus menggarap bisnis KUR sektor produksi. Dengan penajaman strategi 2018 dan semakin fokusnya menggarap sektor pariwisata serta peternakan sesuai harapan pemerintah, kata dia, BNI yakin dapat menjalankan amanah menyalurkan KUR 2019 secara baik sekaligus meningkatkan penyaluran ke sektor produksi.
Baca juga, Ini Sebabnya KUR ke Sektor Produksi Masih Minim
"Jadi bagi BNI, kenaikan alokasi yang ditargetkan pemerintah dan juga target penyaluran 60 persen ke sektor produksi menjadi tantangan dan peluang. Mengingat jumlah UMKM yang saat ini belum dapat mengakses serta mendapatkan KUR di luar perdagangan masih sangat besar," tutur Bambang.
Perseroan, kata dia, juga telah menyiapkan sejumlah strategi penyaluran KUR tahun depan. Meski plafon KUR 2019 sampai sekarang belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah.
"Strategi pertama, mempertajam fokus penyaluran ke sektor produksi existing seperti pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa-jasa. Kedua, memperluas penyaluran ke sektor pariwisata, KUR khusus perkebunan, serta peternakan," sebut Bambang.
Ketiga, meningkatkan sinergi dengan korporasi maupun pihak ketiga, termasuk melakukan sinergi BUMN. Lalu keempat, mempermudah akses digital kepada UMKM agar mudah mendapatkan KUR.
"Dengan strategi dan penyiapan yang semakin matang, Kami yakin bisa mencapai target dan arah kebijakan pemerintah," tegasnya.
Ia menyebutkan, sebelumnya pemerintah memberikan plafon KUR kepada BNI sebesar Rp 13,5 triliun pada tahun ini. Namun, plafon itu telah diselesaikan pada pertengahan Oktober plafon KUR BNI ditambah sebesar Rp 3 triliun sehingga totalnya menjadi Rp 16,5 triliun pada Desember 2018.
"Jadi realisasi KUR BNI sampai 30 November 2018 sebesar Rp 15,7 triliun dengan jumlah 135 ribu UMKM. Dengan begitu pada akhir 2018 diharapkan penyaluran sebesar Rp 16 triliun dapat terselesaikan," ujar Bambang.