EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) targetkan peningkatan laba 10 persen pada 2019. Waskita Precast telah menerima pembayaran dari proyek turnkey jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar sebesar Rp 1,6 triliun pada akhir 2018. Sehingga kas operasional surplus besar.
Sebelumnya, pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp 665 miliar. Sebanyak Rp 250 miliar di antaranya merupakan pembayaran turnkey. Dengan pembayaran tersebut, Waskita Precast dapat menutup akhir tahun 2018 dengan membukukan arus kas operasional positif yang signifikan sekitar Rp 1,1 triliun.
Pada 2017, arus kas minus Rp 2,4 triliun dan 2016 yang minus Rp 3 triliun. Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho mengatakan penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp 9,8 triliun pada Desember.
"Lalu kami terima lagi sampai akhir 2018 sebesar Rp 1,6 triliun. Jadi, totalnya sekitar Rp 11,4 triliun," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (2/1).
WSBP telah menuntaskan proyek Tol Becakayu yang merupakan proyek turnkey pertama perseroan. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. Namun, sebagai kompensasi, kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.
Saat ini, WSBP masih menyisakan proyek turnkey Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin untuk proyek ini akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp 2,6 triliun.
Sementara itu, rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan besaran ekuitas per kuartal III-2018 yang sebesar Rp 7,45 triliun, WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Hingga pertengahan Desember 2018, WSBP membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 6,51 triliun atau 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sepanjang 2018 sebesar Rp 6,56 triliun. Direktur Utama WSBP Jarot Subana optimis perseroan mencapai target NKB 2018.
Perolehan kontrak baru WSBP berasal dari proyek internal sebesar 63 persen yaitu proyek jalan tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya. Sedangkan proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37 persen. Antara lain proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Pelabuhan Pattimban, dan proyek lainnya.
Sebagai produsen beton pracetak (precast) terbesar di Tanah Air, konsistensi WSBP dalam penambahan kapasitas juga dibarengi dengan pengembangan produk baru. Antara lain rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta api.
Strategi dan keseriusan WSBP untuk pengembangan produk merupakan bagian komitmen dari strategi perusahaan untuk mengembangkan pasar eksternal. Ini diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40 persen pada 2019.
Peningkatan kontribusi pasar eksternal salah satunya melalui pengembangan produk baru. WSBP juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya.
Ke depan, WSBP akan tetap mempertahankan kinerja yang sudah baik pada 2018, dimana kinerja perseroan tetap lebih tinggi dibandingkan kompetitor. Memasuki tahun 2019, WSBP akan tetap mempertahankan kinerjanya, baik dari sisi pendapatan usaha, laba, dan nilai kontrak baru.
"Pada 2019, WSBP menargetkan laba naik sekitar 10 persen dibandingkan 2018. Perusahaan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal," kata Jarot.
Pada Januari 2019, menurut dia, terdapat potensi nilai kontrak baru sekitar Rp 2 triliun yang berasal dari pekerjaan tambahan proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Cibitung-Cilincing, Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan proyek lainnya.