EKBIS.CO, JAKARTA -- Anak usaha Waskita Karya, PT Waskita Beton Precast, Tbk (WSBP) menunjukkan tren kinerja positif hingga medio 2019. Sampai dengan pertengahan Juni lalu, WSBP mengantongi kontrak baru senilai Rp 3,04 triliun atau naik 2,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,97 triliun.
Sekretaris Perusahaan WSBP, Fathia Syafurah, dalam keterangan resminya, Senin (1/7) menjelaskan. perolehan kontrak baru tersebut berasal dari beberapa proyek besar, di antaranya proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Pantai Indah Kapuk II, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi II, serta beberapa proyek lain.
Adapun beberapa proyek utama yang tengah disuplai bahan bakunya oleh WSBP adalah Proyek Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kp Melayu Seksi I, Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Jalan Tol Depok-Antasari, Jalan Tol Kayu Agung Betung, Pantai Indah Kapuk II, dan Jembatan Patimban.
"Sebagai produsen beton pracetak (precast) terbesar di Tanah Air, penambahan kapasitas juga dibarengi dengan pengembangan produk baru, antara lain rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta api," kata Fathia, Senin (1/7).
Adapun keseriusan WSBP untuk pengembangan produk tersebut juga merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengembangkan pasar eksternal yang diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40 persen pada 2019. WSBP juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya.
Emisi obligasi
Sementara itu, penawaran awal Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 yang ditawarkan oleh WSBP telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juni 2019. Kupon obligasi dipatok 9,95 persen per tahun untuk jangka waktu tiga tahun.
Selama masa penawaran awal, obligasi tersebut kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 2,18 kali dari jumlah yang ditawarkan sebesar Rp 500 miliar. Total pesanan yang masuk mencapai Rp 1,09 triliun.
Direktur Keuangan WSBP Anton Nugroho mengatakan, keberhasilan penerbitan obligasi tersebut tidak luput dari pemilihan timing yang tepat. “Kami memilih momentum yang tepat dalam penerbitan obligasi ini sama seperti ketika melakukan IPO pada 2016,” katanya.
Anton menegaskan, momentum ini didukung oleh kenaikan peringkat Indonesia dan banyaknya obligasi yang jatuh tempo sehingga menambah demand. Selain itu, dikombinasikan dengan posisi keuangan perseroan yang sehat dan atraktif.
WSBP, kata Anton, melakukan penerbitan obligasi dengan beberapa faktor pendorong. Pertama, obligasi menjadi alternatif pendanaan lain dari perbankan yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Kedua, sesuai dengan kebutuhan investasi jangka menengah-panjang perusahaan. Ketiga, memiliki jatuh tempo yang lebih panjang.
Obligasi WSBP mendapat peringkat BBB+ dari Fitch Rating atau termasuk dalam investment grade. Ini menunjukkan bahwa perseroan dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya sehingga investor dapat berinvestasi secara aman. Selain itu, jaminan obligasi perseroan berbentuk tanpa jaminan khusus (clean basis).
Adapun obligasi berkelanjutan tahap selanjutnya sebesar Rp 1,5 triliun akan dilakukan paling cepat pada kuartal III 2019. Surat utang tersebut merupakan bagian dari program Obligasi Berkelanjutan I senilai total Rp 2 triliun.