Rabu 02 Jan 2019 17:33 WIB

Inflasi Rendah, Darmin Pastikan Bukan Akibat Daya Beli Turun

Pemerintah mengklaim dapat mengendalikan inflasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan saat pembukan perdagangan 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan saat pembukan perdagangan 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan inflasi 2018 sebesar 3,13 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 3,61 persen. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun menegaskan, rendahnya inflasi tersebut bukan karena daya beli masyarakat menurun. "Kalau daya beli turun, harga nggak naik, sedangkan ini masih ada yang naik. Jadi kenapa lebih rendah? Karena kami bisa kendalikan," ujarnya kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (2/1).

Dirinya menjelaskan, inflasi rendah karena pemerintah bisa mengendalikan kebutuhan pangan, distribusi, perhubungan, dan pendidikan. "Jadi kalau Anda bilang karena demand rendah, ya nggak, karena di awal tahun inflasi kita tinggi sekali. Kita coba diperlambat," tegas Darmin. 

Baca juga, Menteri Darmin Yakin Inflasi 2019 Lebih Rendah

"Kalau kalian ingat, inflasi pada Januari (2018) inflasi tinggi sekali. Malah kita cemas lihatnya, ini inflasi akan meledak berlebihan, tapi kemudian bisa turun sedikit-sedikit. Jadi jangan mulai ditafsir hubungannya dengan demand," tuturnya. 

Ia memproyeksikan, tingkat inflasi 2019 akan lebih rendah dibandingkan 2018. Pasalnya, pemerintah akan mengendalikannya secara lebih baik. 

Sementara untuk target inflasi tahun ini, kata dia, tidak berubah yakni tetap 3,5 plus minus satu persen. Rencananya, pada 2020 barulah target inflasi diubah menjadi 3 plus minus satu persen. 

Pada kesempatan tersebut, Darmin menyampaikan, akan ada paket kebijakan ekonomi lagi tahun ini. Diharapkan hal itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2019.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement