Jumat 04 Jan 2019 11:37 WIB

Pemerintah Dorong Penggunaan Komponen Lokal bagi IKM

Penggunaan komponen lokal ini untuk substitusi produk impor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Produk logam buatan lokal dipamerkan saat workshop e-Smart Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Telematika di Tegal, Jawa Tengah, Agustus lalu. Workshop dan pameran produk lokal tersebut untuk meningkatkan kemampuan para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dalam berbisnis melalui sarana e-Commerce.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Produk logam buatan lokal dipamerkan saat workshop e-Smart Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Telematika di Tegal, Jawa Tengah, Agustus lalu. Workshop dan pameran produk lokal tersebut untuk meningkatkan kemampuan para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dalam berbisnis melalui sarana e-Commerce.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) bagi industri kecil dan menengah (IKM). Langkah strategis ini dinilai dapat menggenjot produktivitas IKM, terutama sektor penghasil komponen, serta dapat bertujuan untuk melakukan substitusi produk impor.

“Upaya yang telah dilakukan Kemenperin, misalnya memacu pengembangan sentra IKM logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah agar lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar yang luas. Sebab, di sana merupakan salah satu sentra industri pengecoran logam terbesar yang ada di Indonesia,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers, Jumat (4/1).

Gati menyebutkan, beberapa produk unggulan yang sudah mampu dihasilkan oleh para pelaku IKM logam di Ceper antara lain komponen mesin industri, komponen pabrik, peralatan kapal, komponen kereta api, komponen pompa air, peralatan rumah tangga, permesinan dan komponen otomotif. Menurut Gati, untuk bahan baku utama, sebagian besar  didapatkan dari dalam negeri.

Gati mengemukakan, di sentra tersebut, terdapat Koperasi Batur Jaya yang beranggotakan sebanyak 168 IKM bergerak di bidang pengecoran logam dengan melibatkan lebih dari 4.000 tenaga kerja. Selama 27 tahun, Koperasi Batur Jaya bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pemenuhan kebutuhan blok rem metalik kereta api. Kini, penggunaan blok rem metalik diganti dengan blok rem komposit.

Agar mampu memproduksi blok rem komposit yang sesuai standar, Kemenperin telah memfasilitasi kerja sama Koperasi Batur Jaya dengan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin di Bandung, yang saat ini masih dalam tahap pengujian dengan PT KAI. Kebutuhan PT KAI terhadap blok rem komposit diperkirakan hingga 120 ribu pieces per tahun dengan harga berkisar Rp 203.700 per buah.

“Apabila peluang produksi blok rem komposit tersebut dapat dilakukan oleh industri dalam negeri, terdapat potensi substitusi impor blok rem komposit mencapai Rp24 miliar per tahun,” kata Gati.

Oleh karena itu, Kemenperin gencar melakukan pemberdayaan terhadap IKM logam di Ceper supaya terus menghasilkan produk yang kompetitif. Program yang telah dijalankan, di antaranya pelaksanaan bimbingan teknis blok rem komposit, pemberian sertifikasi SKKNI, ISO dan SNI, melakukan kegiatan temu bisnis IKM dengan BUMN dan industri besar, serta menggelar workshop e-Smart IKM. Selain itu, Kemenperin juga telah memfasilitasi link and match antara Koperasi Batur Jaya dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Pada tahun 2018, Koperasi Batur Jaya mendapat kepercayaan dari TMMIN untuk pengembangan produk cylinder sleeves, yang merupakan alat bantu untuk pembuatan ring piston. Rencananya mulai diproduksi tahun 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement