Rabu 09 Jan 2019 16:42 WIB

Bank Mandiri Targetkan 5 Juta Kartu E-Money pada 2019

Perseroan sejauh ini telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Pegawai melakukan pengecekan proses pemasukan data kartu Mandiri e-Money di sentra Mandiri, Jakarta, Jumat (13/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pegawai melakukan pengecekan proses pemasukan data kartu Mandiri e-Money di sentra Mandiri, Jakarta, Jumat (13/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Mandiri menargetkan penerbitan lima juta kartu uang elektronik e-money pada 2019. Dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan hingga 30 persen dari tahun sebelumnya.

SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri, Jasmin menyampaikan penetrasi mandiri e-money hingga Desember 2018 tercatat terus mengalami peningkatan. Perseroan telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu.

Dari jumlah tersebut, frekuensi transaksi Mandiri e-money pada Januari-Desember 2018 telah mencapai 1,1 milyar dengan nominal transaksi Rp 13,4 triliun. Frekuensi transaksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang mencapai 94 persen.

"Tahun depan kita targetkan peningkatan 30 persen dan terbitkan lima juta kartu, salah satu caranya dengan memperbanyak jaringan," kata Jasmin setelah peresmian kerja sama dengan Kantor POS, di Jakarta, Rabu (9/1).

Tahun ini Bank Mandiri menargetkan pertambahan jaringan untuk menjual kartu dan top up. Jasmin mengatakan sedang menyasar perusahaan-perusahaan dengan jaringan besar, seperti Tokopedia, Ramayana juga Erafone. Kantor POS menjadi salah satu yang telah diresmikan.

Kantor POS memiliki jaringan hingga 40 ribu titik di 576 kota seluruh Indonesia. Sehingga bisa meningkatkan penetrasi keuangan digital pada masyarakat. Jasmin menyampaikan tidak fokus pada peningkatan fee based dari e-money, melainkan untuk membantu target inklusi pemerintah.

"Kami tidak mengejar fee based income dari ini, karena porsinya juga kecil, yang kita kejar itu bagaimana meningkatkan penggunaan kartu uang elektronik agar masyarakat terlayani, tidak hanya belinya saja, tapi juga top up," kata dia.

Deputi Direktur Elektronifikasi dan GPN Bank Indonesia, Rahmi Artati mengatakan salah satu permasalahan uang elektronik memang kesulitan akses top up. Apalagi untuk masyarakat di daerah. Maka BI berharap perbankan gencar memperluas jaringan agar meningkatkan jangkauan masyarkat.

Rahmi mengatakan BI menargetkan less cash society salah satunya dengan target inklusi 75 persen pada tahun ini. Ia sempat meminta kemudahan akses top up dengan membuka channel pengisian selama 24 jam dan real time.

"Untuk masyarakat di kota besar tidak ada masalah, tapi channel keberadaan fisik ini penting untuk masyarakat di daerah, sehingga diharapkan jaringan bisa lebih luas," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement