Senin 14 Jan 2019 15:23 WIB

Pemerintah Rancang Dana Peningkatan Keahlian Bagi Pekerja

Dana peningkatan keahlian untuk menghadapi ancaman revolusi industri keempat.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Tenaga kerja terampil Indonesia - ilustrasi
Tenaga kerja terampil Indonesia - ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro tengah merancang Pendanaan untuk Peningkatan Keahlian atau Skill Development Fund (SDF). Dana tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

"Idenya memberikan kemudahan peningkatan keahlian bagi tenaga kerja sudah aktif maupun yang baru mau masuk," kata Bambang usai menghadiri seminar Perhimpunan Organisasi Alumni PTN Indonesia (Himpuni) di Jakarta, Senin (14/1).

Bambang mengatakan, upaya peningkatan keahlian tenaga kerja kerap menghadapi hambatan lantaran persoalan biaya. Dengan adanya SDF, jenis pekerjaan yang terancam revolusi industri keempat bisa berlatih keahlian lain tanpa beban biaya yang berat.

Bambang menyebut, pemerintah tetap akan memberikan bantuan pendanaan. Akan tetapi, dia berharap sektor swasta bisa ikut terlibat dalam pendanaan tersebut.

"Saya ingin mendorong perusahaan swasta ikut andil karena untuk menjaga suplai tenaga kerja mereka juga," kata Bambang.

Dalam acara yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta alumni kampus fokus memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan Indonesia melalui almamater masing-masing. Menurutnya, saat ini sedang terjadi perubahan pola bisnis yang perlu segera disikapi. Hal itu berkaitan dengan adanya revolusi industri keempat.

"Saya menjalankan bisnis selama 35 tahun, tidak bisa mengikuti bisnis saat ini. Kalau dulu itu jual barang lebih tinggi dari harga pokok. Sekarang jual barang di bawah harga pokok," kata Jusuf Kalla.

Dia menyontohkan, hal itu yang terjadi pada sejumlah perusahaan teknologi seperti Gojek dan Grab. Bahkan, ujarnya, walaupun perusahaan mencatat kerugian, investor tetap berbondong-bondong antre menyuntikkan dana.

"Sebenarnya tugas alumni adalah memiliki hubungan dengan almamater masing-masing kemudian memberikan masukan yang sesuai," kata Jusuf Kalla.

Dengan adanya perubahan tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan, fokus pemerintah pada 2019 adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dia pun meminta perguruan tinggi menyiapkan strategi terutama dalam memanfaatkan anggaran pendidikan yang hampir mencapai Rp 500 triliun dalam APBN 2019.

"Perlu juga ada fokus pembahasan pada perubahan yang sudah terjadi saat ini," kata Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement