Selasa 15 Jan 2019 22:21 WIB

Kementan Siapkan Strategi Ciptakan SDM Pertanian Handal

Dua kunci utama adalah merevitalisasi pendidikan vokasi dan persiapkan tenaga kerja

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Badan Pengembangan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Momon Rusmono saat menyampaikan orasi ilmiah di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Selasa (11/12)
Kepala Badan Pengembangan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Momon Rusmono saat menyampaikan orasi ilmiah di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Selasa (11/12)

EKBIS.CO, BOGOR -- Kementerian Pertanian siapkan langkah-langkah strategi dalam menciptakan sumber daya manusia pertanian. Sumber daya yang kompeten dan berdaya saing menghadapi era disrupsi. 

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa tahun 2019 ini dicanangkan sebagai tahun pembangunan sumber daya manusia," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Momon Rusmono dalam kegiatan Rapat Teknis Perencanaan tahun 2019 di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/1). 

Momon mengatakan, dalam sidang kabinet Presiden Joko Widodo menekankan dua kunci dalam pembangunan sumber daya manusia yakni merevitalisasi pendidikan vokasi pertanian, dan mempersiapkan tenaga kerja, pekerja di sektor pertanian yang berbasis vokasi. 

"Dua poin ini yang akan menjadi agenda pertama BPPSDMP dalam menyiapkan sumber daya pertanian yang unggul," kata Momon. 

Untuk agenda revitalisasi pendidikan vokasi, lanjut Momon, strategi utama yang dilakukan dengan tranformasi. Strategi ini ada dua pendekatan yakni mentranformasi Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan). 

"Pendekatan ini sudah dilakukan, saat ini sudah ada enam Polbangtan yang tersebar di enam wilayah di Indonesia," katanya. Strategi berikutnya mentransformasi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) menjadi Polbangtan. 

"Kita punya tiga SMKPP yakni Banjar Baru, Kupang dan Sumbawa. Ketiganya akan ditransformasi menjadi politeknik," katanya. 

Menurut Momon, revitalisasi pendidikan vokasi tidak selesai hanya melakukan transformasi, tidak akan bisa menyediakan tenaga kerja pertanian apabila tidak dilakukan perbaikan dalam sistem pendidikannya. 

Untuk itu perlu dilakukan perbaikan, meningkatkan sarana prasaran pendidikan, memperbaiki dan menyempurnakan Silabi, dan metode pembelajaran yang berbasis 'teaching factory'. 

Selain itu, BPPSDMP juga mengembangkan kerja sama dengan dunia usaha, dunia industri, termasuk perguruan tinggi, Litbang dalam dan luar negeri.

"Sehingga lulusan dari proses pembelajaran ini disiapkan lulusan yang siap bekerja dan menjadi wirausahawan muda pertanian," kata Momon. 

Momon menambahkan, dari aspek pendidikan juga ada program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) yang masih akan diprioritaskan untuk alumni Polbangtan. 

Dengan program ini, lulusan Polbangtan bisa berorientasi menjadi pencipta lapangan kerja (job creator) sebagai wirausaha muda pertanian, dan bisa menjadi pekerja (job seeker). "Bekerja tapi sudah punya kompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri," kata Momon.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement