EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak dan gas bumi pada 2019 ini bisa mencapai 922 ribu barel per hari. Angka ini di bawah target yang dipasang pada 2018 lalu sebesar 933 ribu barel per hari.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu menjelaskan target yang dipasang perseroan hampir sama dengan realisasi produksi tahun ini, yaitu 921 ribu barel per hari. Capaian ini diperoleh dari sumur-sumur tua yang dikelola Pertamina.
"Memang tantangannya adalah kita mengelola sumur sumur tua. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mempertahankan produksi. Meski turun sedikit, kami berusaha di tahun ini kami bisa lebih maksimal," ujar Dharmawan di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (17/1)
Dharmawan merinci target 922 ribu barel per hari tersebut terdiri dari produksi minyak sebesar 414 ribu barel sehari dan 2,9 juta standar kaki kubik (mmscfd). Untuk bisa mencapai target ini, Dharmawan mengatakan, Pertamina akan fokus menggarap lapangan lapangan yang ada di Kalimantan. Sebab, beberapa Wilayah Kerja (WK) Produksi dan Ekplorasi yang memiliki cadangan potensial berada di wilayah tersebut.
Dharmawan pun mengaku meminta para anak usaha Pertamina yang fokus menjalankan WK Migas dibawah kelola Pertamina untuk bisa menaikan produksinya. "Pada dasarnya semuanya berkomitmen, agar semuanya disepeakati oleh yang lain. Kita sama sama berupaya meningkatkan produksi," ujar Dharmawan.
Upaya lainnya, kata Dharmawan, adalah mengupayakan operasi dan memaksimalkan produksi lapangan yang ada dengan teknologi EOR. Harapannya dengan teknologi ini maka bisa meningkatkan produksi Pertamina.
"Peningkatan produksi di lapangan existing dgn operasi penangan lapangan untuk memasmtikan cadangan yg sudah ditermukan jd produksi. Lalu cadangan belum terbukti jadi terbukti." ujar Dharmawan.
Pertamina tengah meningkatkan lifting untuk mengurangi impor. Tahun ini, lifting ditargetkan 735 ribu barel per hari.
Angka lifting lebih rendah dari produksi. Pasalnya, beberapa WK menggunakan langsung produksi minyaknya untuk melakukan produksi.
"Karena sebagian enggak bisa di-drive karena dipakai power untuk pompa angkat minyak. Bukan efisiensi," ujar Dharmawan.