EKBIS.CO, JAKARTA -- Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang teramat besar di berbagai bidang kehidupan. Tidak terkecuali perkembangan di bidang pertanian. Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat dua arah, kompetitif, multidisipliner, serta tingginya produktivitas. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya lahirkan dan menyiapkan petani muda generasi milenial yang berdaya saing.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Momon Rusmono mengatakan, Kementan terus berupaya dalam mencetak generasi muda yang mandiri, professional dan berdaya saing tinggi, Hal tersebut sesuai dengan fokus pemerintahan Jokowi-JK dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Sebagai bagian dari komitmen untuk lahirkan petani muda generasi milenial, Kementan telah mentransformasi Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STTP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) bertaraf internasional dengan kurikulum yang memadai sebagai lembaga vokasi. Mengingat penerapan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam pengembangan pendidikan nasional saat ini menjadi sesuatu yang wajib. Sehingga era globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan konvensional (tatap muka) ke arah pendidikan yang lebih terbuka.
"Transformasi ini didesign untuk mencetak milenial tani professional yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memiliki sertifikasi internasional," kata Momon.
Namun dengan kian pesatnya perkembagan di era milenial saat ini, tantangan yang dihadapi generasi muda bisa dikatakan juga kian kompleks, akibat kemudahan akses informasi yang ditopang internet dan media sosial ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa menumbuhkan iklim kreatif dan semakin luasnya pengetahuan, tapi di sisi lain, berpotensi menyebabkan dekadensi moral dan spiritual.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian - BPPSDMP, Kementan Idha Widi Arsanti menjelaskan, peran orangtua, guru, dan dosen sebagai pengawas dan pengarah, menjadi sangat penting agar generasi muda memiliki pondasi moral yang kuat di dalam diri. “Generasi muda harus bisa membedakan mana yang baik dan buruk yang bisa menjamin masa depan generasi muda Indonesia tetep cerah, “ ujar Idha
Idha menambahkan, saat ini dibutuhkan revitalisasi elemen-elemen pendidikan yang mampu menangkal dan menyaring pengaruh buruk yang berpotensi masuk ke dalam diri generasi muda. Salah satu elemen yang dibutuhkan generasi muda pertanian saat ini adalah Penguatan Pendidikan Karakter. Untuk itu pada 2017, Kementan melalui BPPSDMP menyelenggarakan Pelatihan Bimbingan Teknis dan Bimbingan Asuh bagi Pengasuh Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan dan nantinya akan dilanjutkan pada 2019.
Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain dan juga membentuk karakter peserta didik menjadi SDM yang tangguh, handal dan professional.
"Dalam waktu singkat penandatanganan naskah kerjasama antara BPPSDMP dan Gubernur Akademi Militer (AKMIL) akan dilaksanakan secara konkrit melalui Pelatihan Bela Negara, Pola Asuh dan pendidikan karakter serta manajemen," tutur Idha saat melaksanakan kunjungan ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/1).