EKBIS.CO, JAKARTA -- Kesadaran mengenai pentingnya sebuah hunian atau tempat tinggal sejak tahun 2014 merambah generasi milenial. Usia milenial antara 25-35 tahun menjadi salah satu konsumen yang cukup mendominasi pembelian properti.
Manager Departemen Makro Prudential Bank Indonesia, Bayu Adi Gunawan menjelaskan sejak 2014 hingga 2018 usia milenial atau usia muda mendominasi pembelian properti. Para kaum milenial ini terutama menyasar tipe rumah tapak ukuran 22 hingga 70.
"Memang usia muda sejak 2014 merupakan pasar yang dominan. Mereka banyak menyasar rumah tapak dan rusun. Dominasi anak muda ada di tipe ini. Anak muda punya aware dengan nyicil rumah," ujar Bayu di Jakarta, Rabu (24/1).
Bayu pun menjelaskan melihat hal ini Bank Indonesia pun sadar atas fenomena ini. Beberapa kebijakan dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk bisa memberikan akses para kelompok mileneal ini untuk mengakses rumah.
"Kami longgarkan agar DP lebih murah. Agar terjangkau sama anak milenial," ujar Bayu.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Agutus 2018 adalah kelonggaran rasio LTV atau rasio besaran uang muka (DP) atas pembelian barang. Memang Bank Indonesia tidak serta merta memberikan DP 0 persen untuk rumah. Arti dari DP 0 persen merupakan terjemahan dari para perbankan.
"Kelonggaran LTV di 2018, fasilitas pertama, ratio LTV diserahkan kepada bank. Tergantung manajemen resiko tiap tiap bank. Dari perkembangannya. Tipe 70 ke atas itu DP nya 20-30 persen. Skrg diatasi 70, DPnya 5-10 persen," ujar Bayu.
Pangsa pasar kelompok Mileneal ini juga diakui oleh Country GM Rumah123.com, Ignasius Untung. Untung menjelaskan kelompok mileneal menempati porsi sebesar 34 persen dari kelompok usia pembeli properti. Angka 34 persen ini kata Untung merupakan pembeli mayoritas.
Namun sayangnya, tak banyak pihak developer dan pelaku sektor properti yang tidak memahami secara utuh arti mileneal ini. Padahal, tantangan terbesar untuk bisa menggaet para kaum mileneal ini adalah tata kelola pendapatan mereka (Financial Planning) para kelompok mileneal.
"Jawabannya adl kita selama ini tdk mengerti milenial shg kompetitor kita bukan lagi tetangga sebelah, developer atau porperty agent sebelah, kompetitor kit adl traveloka tiketcom yg menawarkan jalan2 ke jepang, ke korea," ujar Untung dilokasi yang sama.