Rabu 30 Jan 2019 17:43 WIB

Bank Mandiri Promosi Peluang Investasi Indonesia 2019

Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,22 persen pada 2019.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Gita Amanda
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto memberikan sambutan pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Jakarta, Rabu (30/01).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto memberikan sambutan pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Jakarta, Rabu (30/01).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Mandiri berupaya mendorong peningkatan investasi ke Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, Bank Mandiri kembali menyelenggarakan Mandiri Investment Forum (MIF) yang dihadiri oleh lebih dari 600 investor lokal dan asing, serta sekitar 200 nasabah korporasi Bank Mandiri.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto menyampaikan tema MIF 2019, "Invest Now". Hal ini ditekankan untuk mengingatkan investor agar tidak kehilangan momentum dalam memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.

“MIF 2019 akan memfokuskan pada solusi strategis bagi para pembuat keputusan dan investor swasta dalam menavigasi bisnis, seiring bayang-bayang tren pengetatan moneter global dan belangsungnya tahun politik di Indonesia,” kata Sulaiman saat membuka MIF 2019 di Jakarta, Rabu (30/1).

photo
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pengarahan dalam pembukaan Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Jakarta, Rabu, (30/1).

MIF 2019 memberikan informasi kepada investor terkait kebijakan dan regulasi terkini. Narasumber yang mengisi acara tersebut yakni Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara, dan Advisory Board Chairman of Mandiri Institute M Chatib Basri serta Chief Strategist Jefferies Sean Darby.

Sebagai salah satu industri yang siap mendukung dunia investasi, Sulaiman menjelaskan, sektor perbankan nasional saat ini berada dalam salah satu performa terbaik, dengan rasio pertumbuhan kredit tahunan yang berada di kisaran 12 persen dan rasio kredit macet (NPL) yang stabil di bawah tiga persen hingga November tahun lalu.

“Meski menghadapi tantangan dari pengaruh revolusi industri 4.0, kami meyakini perbankan akan terus berkontribusi optimal dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi karena didukung oleh terjaganya kualitas aset, rasio permodalan yang kuat dan efisiensi biaya operasional akibat inovasi pada digital banking dan instrumen keuangan serta kuatnya konsumsi domestik,” kata Sulaiman.

Dalam kajian terkininya, tim ekonom Mandiri Group memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,22 persen pada 2019. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan prognosa pertumbuhan PDB 2018 yang sebesar 5,16 persen. Untuk itu, Indonesia perlu mendorong sektor manufaktur agar berkembang pesat dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar lebih merata dan stabil serta menyerap tenaga kerja yang lebih besar.

Saat ini, Indonesia diketahui memiliki potensi tenaga kerja terbesar ke empat di dunia. Namun potensi ini belum tergarap optimal mengingat masih terbatasnya SDM dengan kemampuan dan keahlian di bidang teknologi informasi yang sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri di masa mendatang.

Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir berharap ajang MIF ini dapat memberikan banyak informasi strategis kepada para investor, baik lokal maupun asing mengenai peluang-peluang investasi yang dapat dilakukan di Indonesia. Mandiri Sekuritas optimistis iklim investasi, termasuk pertumbuhan pasar modal pada tahun ini akan lebih positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai rangkaian kegiatan MIF, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas juga mengajak para investor mengunjungi berbagai lokasi potensial untuk penanaman modal. Seperti kantor pusat perusahaan financial technology (fintech), rumah sakit serta pasar tradisional dan modern yang telah memanfaatkan teknologi digital.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement