EKBIS.CO, JAKARTA -- CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan kartu kredit sebesar 7,5-8 persen pada 2019. Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan portofolio transaksi kartu kredit pada 2018 sekitar Rp 8,5 triliun, naik 11 persen dari 2017.
"Tahun lalu bagus bagi kita, secara total jumlah kartu kredit masih berkembang, memang masih di bawah 10 persen, sekitar lima sampai enam persen, market juga masih flat ya," kata dia di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (31/1).
Namun, CIMB Niaga akan melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan portofolio kartu kredit. Upaya itu di antaranya bekerja sama dengan banyak pihak, salah satu contoh terbaru adalah peluncuran kartu kredit hotel co-brand dengan AccorHotel.
"Kalau jalan sendirian susah, jadi harus kerja sama dengan partner, kan mereka punya core, dia punya anggota," kata Lani.
Selain itu, CIMB Niaga juga akan melihat tren milenial saat ini akan bergerak ke arah mana. Untuk traveling, CIMB Niaga sasar kerja sama dengan hotel dan maskapai. Selain itu masuk ke komunitas.
Lani melihat mayoritas tren positif di sektor yang terkait dengan pariwisata. Menurut pantauan, hampir 50 persen penggunaan kartu kredit untuk traveling. Kenaikan transaksi per tahun yang terkait travel naik 25 persen setiap tahun.
Saat ini jumlah nasabah CIMB Niaga sebesar delapan juta dan pengguna kartu kredit yakni 3,5 juta. Co-branding juga menjadi salah satu cara untuk menambah jumlah nasabah. Sementara, kata Lani, kredit konsumer pada 2018 tumbuh dengan baik sekitar 10 persen.
KPR tumbuh 12 persen tetapi kredit kendaraan roda empat memiliki portofolio yang tidak membahagiakan. Meski demikian, NPL konsumer menurutnya tercatat di bawah rata-rata industri. Sementara NPL kartu kredit di bawah 1,7 persen.
"Total NPL konsumer total portofolio kita sehat, NPL juga kita tidak berencana turunin lagi, karena sudah bagus ya di bawah tiga persen," katanya.
Sementara dana murah atau CASA berkembang sekitar 10 persen pada 2018. Lani menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sekitar 10-15 persen. Ini akan ditopang oleh Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang berpotensi tumbuh besar sekitar 15-16 persen.