Jumat 01 Feb 2019 18:53 WIB

Antam Catat Penjualan Bersih Rp 25 Triliun

Emas memberikan kontribusi terbesar dalam penjualan Antam.

Red: Friska Yolanda
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia ANTAM, Sarinah, Jakarta,Kamis (25/10).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia ANTAM, Sarinah, Jakarta,Kamis (25/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Aneka Tambang pada 2018 mencatat penjualan bersih (unaudited) senilai Rp 25,22 triliun. Nilai ini tumbuh 99 persen bila dibandingkan dengan penjualan bersih audited tahun 2017 yang sebesar Rp 12,65 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/2), Antam mencatatkan produksi dan penjualan feronikel tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Volume produksi unaudited feronikel mencapai 24,868 ton nikel dalam feronikel (TNi). Volume penjualan feronikel mencapai 24,135 TNi.

"Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun," tulis keterangan Antam.

Pada tahun lalu, penjualan unaudited emas mencapai 28,258 ton. Jumlah ini naik signifikan sebesar 114 persen dibandingkan capaian 2017 sebesar 13,202  ton. Peningkatan ini seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia Antam.  Sedangkan, total volume produksi unaudited emas Antam stabil sebesar 1,953 ton.

Emas memberikan kontribusi paling besar terhadap pendapatan perseroan, yaitu sebesar Rp 16,69 triliun. Nilai ini setara 66 persen dari total penjualan bersih perseroan.

Penjualan feronikel berkontribusi 18 persen dari total penjualan bersih 2018. Nilai ini setara Rp 4,74 triliun.

Selain komoditas di atas, Antam juga mencatatkan pertumbuhan penjualan bijih nikel sebesar 114 persen menjadi 6,29 ton. Penjualan bauksit juga tercatat naik 15 persen menjadi 0,965 ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement