EKBIS.CO, TANAH LAUT -- Panen jagung mulai terjadi di beberapa provinsi di tanah air saat ini. Salah satunya, panen jagung dilakukan di Kalimantan Selatan.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rukun Karya Kalsel, Thomas mengatakan, kelompoknya saja memiliki lahan jagung 120 hektare dengan produktivitas 8 ton per hektare. Harga jagung pun diakuinya cukup baik.
"Sekali panen saya terima bersih sekitar Rp 7 juta. Saya punya lahan 6 hektare. Setahun tanam dua kali," ujar petani di Desa Tajau Pecah, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan yang panen akhir pekan ini.
Ia mengatakan, dengan kadar air 28 hingga 30 persen yang dihasilkan, jagung hasil panen dibeli pengepul seharga Rp 3.500 per kilogram (kg) pipilan kering. Jagung tersebut kemudian dijual ke perusahaan pakan ternak.
Angka tersebut bisa meningkat menjadi Rp 5.300 – 5.500 per kg dengan kadar air 16 hingga 17 persen. Harga pembelian itu melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp 3.250. Sementara Break Even Point (BEP) petani sebesar Rp 2.000. Menurutnya, para petani sangat senang menikmati hasil panen berlimpah dengan harga baik dan menguntungkan.
Walaupun harga jagung cukup baik, ia berharap adanya bantuan pemerintah pusat berupa mesin pengering jagung, agar bisa membantu menurunkan kadar air.
"Di sini belum ada dryer, makanya kami masih kesulitan menekan kadar air hasil panen sampai 16-17 persen. Padahal di desa ini ada luasan panen 1.200 hektare," ujar Thomas.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultra dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut Ahmad Mustadi menyampaikan, prakiraan luas panen jagung di Kabupaten Tanah Laut khusus di pekan keempat Januari sekitar 331 hektare dengan produksi pipilan 2.015 ton pipilan kering (PK).
Sedangkan pada Februari 2019, petani jagung baru mulai panen raya dan diperkirakan akan ada panen seluas 2.441 hektare dan produksi 14.646 ton pipilan kering dan Maret 2019 sekitar 8.507 hektare dengan produksi 55.295 ton pipilan kering.
"Bahkan April 2019 masih ada dengan luas skitar tiga ribuan dan produksi 18 ribu ton PK," ujarnya.
Baca: Kemenperin Genjot Industri Elektronika untuk Bidik Ekspor