EKBIS.CO, SOLO -- Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta membidik petani sebagai calon investor melalui sosialisasi dan sekolah pasar modal (SPM). Dengan demikian, diharapkan jumlah investor pasar modal di Kota Solo dan sekitarnya dapat terus meningkat.
"Jadi kami bukan hanya menyasar ke masyarakat perkotaan yang terpelajar dan banyak uang," kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Kamis (7/2).
Ia mengatakan telah melakukan beberapa kali kegiatan edukasi pasar modal di desa-desa, salah satunya di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. "Tetapi baru sebatas sosialisasi, belum ke kegiatan kelas pasar modal. Harapannya bisa segera kami buka kelas untuk masyarakat pedesaan karena dengan mengikuti kelas pasar modal mereka otomatis terdaftar sebagai investor," katanya.
Berdasarkan data, dikatakannya, hingga akhir tahun 2018 jumlah investor di Kota Solo mencapai 27.940 investor. Angka tersebut meningkat sekitar 7.000 investor jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Untuk tahun sebelumnya jumlah investor sebanyak 20.682 orang. Secara tahunan memang cenderung ada kenaikan," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2016 jumlah investor di Kota Solo sebanyak 17.517 investor. Untuk memperluas cakupan investor, pihaknya tidak hanya menyasar ke masyarakat pedesaan tetapi juga anak muda yang akhir-akhir ini memperlihatkan ketertarikannya terhadap pasar modal.
"Dari total jumlah investor saat ini, sekitar 40 persennya merupakan kaum milenial, adapun secara nasional total jumlah investor pasar modal mencapai 830.318 investor," katanya.
Sedangkan dari sisi nilai transaksi, dikatakannya, secara nasional rata-rata Rp 8 triliun per bulan. Khusus untuk Soloraya sekitar Rp 3-5 triliun per bulan.