EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tumiyono menyampaikan pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan capai 55 persen pada 2019. Saat ini pengembangan difokuskan pada pembangunan darat.
"Kemajuan pembangunan keseluruhan targetnya 55 persen, urutannya pondasi, dudukan rel, rel lewat terowongan, terowongannya jadi dan relnya masuk," kata Tumiyono di Jakarta, Jumat (8/2).
Ia memaparkan pengembangan kereta cepat saat ini difokuskan pada pembangunan darat. Pembebasan tanahnya telah mencapai 90,1 persen.
"Sisanya sembilan persen itu isinya adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang tidak harus selesai sekaligus, karena itu bisa parsial," ungkap Tumiyono.
Menurut dia, untuk menuntaskan lahan fasos dan fasum, diperlukan negosiasi dengan masyarakat setempat agar mencapai kesepakatan. "Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa selesai, karena kita harus nego, misalnya memindahkan masjid menjadi ke mana, dan semacamnya," ujar Tumiyono.
Adapun tahapan pembangunan darat (mainland) yang dilakukan yakni membuat pondasi, membangun dudukan rel, membangun terowongan, dan memasukkan rel yang juga melewati terowongan. Setelah rampung, pembangunan akan dilanjutkan dengan pembangunan transit oriented development (TOD).
"TOD prioritasnya, kalau kereta cepat itu di deliver 2021, berarti minimal fasilitas sudah harus rampung," tukas Tumiyono.
Ia menambahkan, sebuah mesin bor asal China berdimensi 16 meter telah tiba di Halim Jakarta. Mesin ini dipakai untuk mengebor jalur dari Halim menyebrang ke tol dengan panjang sekitar 800 meter.
"Sekarang pergerakannya sporadis. Tunnel sudah bergerak, pilar-pilar juga bergerak," tukasnya.