EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Syariah Bank Danamon Herry Hykmanto memproyeksikan, dana tabungan sepanjang 2019 dapat tumbuh 25 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Berdasarkan catatan yang ada, nominal tabungan di Bank Danamon per akhir 2018 mencapai Rp 2 triliun dengan total nasabah sekitar 500 ribu orang.
Sementara itu, Herry menambahkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada 2018 tumbuh 19 persen. Secara keseluruhan, dana murah dalam bentuk tabungan dan giro, setidaknya menyumbang 40 persen dari DPK yang dihimpun Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon.
Herry memprediksikan, pendanaan dapat tumbuh 18 persen pada tahun ini. "Tapi, untuk dana murah CASA (current account saving account) tumbuh 25 persen, sehingga komposisi CASA dapat naik jadi 50 persen," tuturnya.
Untuk menarik nasabah, Herry menambahkan, berbagai program telah disiapkan UUS Bank Danamon. DI antaranya undian dengan hadiah haji gratis bagi nasabah Danamon Syariah yang terdaftar dalam tabungan haji. Baik mereka yang ingin mendaftar haji dengan Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) ataupun merencanakan haji melalui Tabungan Rencana Haji (TRH).
Selain itu, Bank Danamon juga akan membuat program undian lain. Tidak kalah penting, Herry menambahkan, perseroan berencana memberikan manfaat tambahan berupa perlindungan asuransi jiwa syariah yang ditujukan kepada nasabah tabungan haji. "Agar mereka bisa beribadah dengan nyaman di Tanah Suci," katanya. Pertumbuhan dana tabungan haji menjadi salah satu upaya Bank Danamon dalam meningkatkan dana murah. Sejak diresmikan pada Agustus 2018, total Tabungan Haji Bank Danamon mencapai lebih dari 1.700 rekening yang terdiri dari RJTH dan TRH.
Pada tahun ini, Herry menargetkan, tabungan haji dapat mencapai 3.000 rekening. Guna mencapai target, perseroan akan meningkatkan berbagai program edukasi yang bertujuan mengajak masyarakat untuk menyiapkan dana haji sejak dini dan secara reguler.
Peningkatan tabungan haji juga dilakukan dengan memaksimalkan kerjasama dengan jaringan Bank Danamon. Di antaranya Adira Finance dan nasabah korporasi eksisting. "Intinya, kami targetkan nasabah Adira dan perseroan yang tentunya memiliki kebutuhan untuk naik haji," ucapnya.
Sementara itu, Syariah Funding Product Danamon Dwi Rachmawaty Suryany (Any) mengatakan, salah satu kendala masyarakat terkait haji saat ini adalah masalah kesiapan finansial yang belum menjadi prioritas. Oleh karena itu, edukasi untuk meningkatkan pemahaman atau literasi dalam hal keuangan di tengah masyarakat secara berkesinambungan menjadi prioritas Danamon.
Komponen utama pembiayaan tersebut adalah ongkos naik haji yang harus dibayarkan saat mendaftar haji pertama kali. Menurut catatannya, Any mengatakan, ongkos naik haji pada 2019 sudah mencapai Rp 35.235.602, tidak berbeda dengan tahun lalu, yaitu Rp 35.790.982. "Itu dengan rata-rata masa tunggu di atas 15 tahun," ucapnya.
Any menekankan, haji menjadi salah satu tujuan keuangan yang penting bagi umat Muslim. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan baik dan dapat dimulai sejak seseorang memiliki penghasilan. Salah satu cara terbaik adalah menyisihkan penghasilan secara berkala agar tidak terasa berat, termasuk dengan menggunakan produk perbankan seperti tabungan haji.