EKBIS.CO, JAKARTA -- Dalam empat tahun, yaitu 2015-2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung dengan total panjang 39.798 meter. Pada 2019, jembatan gantung baru yang akan dibangun sebanyak 166 unit yang tersebar di seluruh pelosok di tanah air.
Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh akibat dipisahkan oleh kondisi geografis Indonesia, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan dan disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. Pembangunan jembatan gantung menggunakan perancangan desain yang matang, mulai dari pemilihan material hingga penerapan teknologi yang berkualitas. Material pembangunan jembatan gantung menggunakan produk dalam negeri dengan kualitas bagus, seperti baja, kabel, dan baut.
“Hadirnya jembatan ini akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Basuki beberapa waktu lalu.
Pada 2018, Kementerian PUPR membangun 134 jembatan gantung, tiga diantaranya berada di Kabupaten Madiun. Ketiga jembatan gantung tersebut berada di sekitar Ruas Jalan Nasional Mantingan-Ngawi-Maospati-Ponorogo-Caruban, Jawa Timur.
Tiga jembatan gantung di Kabupaten Madiun telah rampung yakni Kedung Manten di Kecamatan Mejayan, Banjarsari di Kecamatan Dagangan, dan Jembatan Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng. Masing-masing jembatan dibangun dengan panjang 42 meter dan lebar 3-5 meter.
“Masih dibutuhkan ribuan jembatan gantung agar tidak ada lagi jembatan “Indiana Jones” di Indonesia. Kita harapkan ke depan tidak ada lagi anak-anak sekolah yang bergelantungan seperti “Indiana Jones,” ujar Basuki.