EKBIS.CO, JAKARTA -- Tren bisnis pembiayaan konsumer dinilai masih menjadi andalan bagi bank syariah. Pasalnya, kebutuhan konsumen pun cukup besar terhadap pembiayaan tersebut.
Pengamat Ekonomi Syariah dari SEBI School of Islamic Economics Aziz Setiawan menjelaskan, pembiayaan perumahan syariah, pembiayaan kendaraan bermotor syariah, dan multijasa syariah masih menjadi tumpuan bagi bank syariah. "Kebutuhan akan perumahan maupun apartemen yang masih sangat besar di masyarakat menjadi peluang besar bagi bank syariah untuk mengembangkan produk KPR Syariah," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin, (11/2).
Hal itu karena, kata dia, backlog atas perumahan rakyat mencapai hampir 15 sampai 20 juta unit. Kondisi ini membuat potensi market besar.
Lebih lanjut Aziz menuturkan, kebutuhannya ke depan akan terus meningkat. Seiring dengan pertambahan jumlah usia produktif dan kelas menengah baru.
"Jadi market KPR syariah ini bisa terus dikembangkan oleh bank syariah," ujarnya. Bank syariah, kata dia, juga bisa berinovasi menjadi pengembangnya yang itu juga dimungkinkan oleh regulasi.
Hal itu nantinya diharapkan memberikan pricing yang lebih kompetitif. "Jadi bank syariah juga bisa masuk di bisnis hulunya sebagai pengembang, bank syariah bisa menjadi pengembang sekaligus memberikan pembiayaan kepada konsumen," jelas Aziz.
Ia melanjutkan, kebutuhan mayarakat Indonesia yang tinggi terhadap transportasi juga mendorong peningkatan secara signifikan pembiayaan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat. Menurutnya, ke depannya permintaan untuk pembiayaan ini pun masih akan tinggi seiring tantangan sektor transportasi publik yang belum sepenuhnya baik.
"Kebutuhan untuk kendaraan niaga juga masih akan terus meningkat. Pembiayaan multijasa, untuk pendidikan atau kebutuhan tertentu juga kedepan dapat terus dikembangkan," ujarnya.
Selain pembiayaan konsumer, kata dia, bank syariah diharapkan pula semakin kuat masuk ke pembiayaan modal kerja dan investasi. Bank syariah juga bisa menyalurkan pembiayaan untuk pembelian alat-alat berat, mesin-mesin produksi dan alat pengangkutan, serta jenis barang lainnya untuk mendukung produksi.