EKBIS.CO, SRAGEN -- Petani cabai asal Pilangsari, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sukirman menjelaskan alasannya menggratiskan warga sekitarnya untuk memetik sendiri cabai miliknya. Tanaman cabai tersebut seluas 1.000 meter persegi.
"Iya, saya memang gratiskan untuk warga. Silakan petik sendiri. Tapi cuma 1.000 meter persegi loh, itu juga karena memang mau saya bongkar dan tanam cabai yang baru. Jadi bukan karena putus asa, sama sekali bukan," kata Sukirman di Sragen, Senin (11/2).
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sragen, Suwito mengakui harga cabai di tingkat petani fluktuatif. Pada panen sebelumnya, petani menikmati kisaran harga yang lumayan, sehingga petani tidak ada istilah rugi besar.
"Menurut saya wajar, musim ini harga kurang bagus, tapi di musim panen sebelumnya harga relatif stabil, masih ada margin keuntungan," ujarnya.
Terkait petani Sragen yang menggratiskan warga memetik cabai di lahan miliknya, Suwito menuturkan hal itu karena sudah menjelang panen habis sehingga lahan cabainya mau dibongkar, apalagi dengan luasan yang terbatas.
"Tapi masyarakat petani kami masih bersyukur, setidaknya hal hal seperti ini menjadi momen untuk kami semua untuk saling berintropeksi. Bahasa kerennya, ya beginilah dunia budidaya cabai. Ada kalanya untung segunung, ada kalanya pula impas. Semua wajib disyukuri," tuturnya.
Mengenai hal ini, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Moh Ismail Wahab berharap petani tidak mudah putus asa dalam berbudidaya cabai.
"Ini yang sebenarnya kita jaga. Keberadaan tanaman cabai tetap harus kita jaga. Kan dipanen tiga sampai empat bulan ke depan. Insya Allah kalau kita tetap semangat, harga bisa lebih menjanjikan di musim panen mendatang. Yang utama kita tetap jaga pertanaman dan kita pelihara pertanaman," kata dia.
Ismail menegaskan, Kementan akan terus berupaya mencari solusi konkret untuk menangani cabai. Beberapa solusi mulai dari pengawalan penurunan biaya kargo pesawat sampai menjembatani dengan industri olahan sudah kita lakukan.
"Seperti kejadian di Sragen, petani membebaskan warga untuk memetik, itu baik. Tapi bukan berarti petani putus asa," tegasnya
Pasalnya, lanjut Ismail, beberapa waktu panen sebelumnya, bisa jadi sudah diperoleh harga yang lumayan bagus. Sedangkan saat ini terkendala dengan ongkos tenaga kerja yang lumayan mahal, tenaga kerjanya pun langka juga.
“Saya yakin petani sudah mengenal bahkan paham soal manajemen pola tanam. Tinggal kita kawal penerapannya di lapangan. Ini penting sekali untuk stabilisasi pasokan dan harga cabai," pungkasnya.